Cak Imin Usulkan Pemerintah Benahi 3 Hal Ini Agar RI Maju

ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/Ds/wsj.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menyampaikan pidato saat menghadiri acara Doa Bersama Ulama dan Habaib untuk Perdamaian Dunia di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (22/5/2022).
5/8/2022, 18.58 WIB

Muhaimin Iskandar mengusulkan tiga agenda esensial yang perlu dibenahi selama 5 tahun ke depan. Tiga hal yang dimaksud adalah layanan pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan pokok masyarakat.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa tersebut mengatakan muara dari tiga agenda esensial tersebut adalah menjaga perekonomian nasional terus berjalan dengan baik. Namun ia menilai pelaksanaan agenda esensial tersebut dapat terjadi jika didukung oleh tiga level kepemimpinan.

"Contoh, vaksinasi kita dinilai paling berhasil di dunia akibat tiga level kepemimpinan ini berjalan sinergis. Di berbagai negara, pro-kontra vaksinasi memakan waktu," kata Cak Imin dalam Perayaan 10 Tahun Forum Pemred di Hotel Raffles, Jakarta, Jumat (5/8).

Tiga level kepemimpinan yang dimaksud Cak Imin adalah pemerintah atau pilar eksekutif dalam sebuah negara. Level selanjutnya adalah tokoh-tokoh non-formal di luar pemerintahan, sedangkan level terakhir adalah masyarakat.

Dalam hal pembenahan pendidikan dan kesehatan, diperlukan peningkatan dalam belanja teknologi.  Cak Imin berpendapat masih banyak teknologi temuan anak bangsa yang tidak dibiayai negara.

Kedua, meningkatkan belanja teknologi dari luar negeri yang belum dapat ditemukan di dalam negeri. Hal ini dapat membantu pengembangan produk dalam negeri.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu menilai peningkatan belanja teknologi tersebut harus dibarengi dengan peningkatan pengawasan kebijakan wajib belajar 18 tahun atau hingga lulus Sekolah Menengah Atas (SMA). Menurutnya, hal ini penting lantaran anggaran pendidikan nasional berkontribusi dari 20% dari total anggaran negara. 

Sebelumnya Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Mohammad Rudy Salahuddin, mengatakan bahwa sampai dengan tahun 2030, Indonesia masih membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital atau 600 orang per tahun. 

Rudy mengatakan talenta digital anak bangsa dapat dikuatkan dengan pendidikan yang fokus pada pembenahan logika pikir, matematika, dan sebagainya.

Reporter: Andi M. Arief