Inflasi diartikan sebagai kenaikan jumlah uang yang beredar. Dengan begitu, suatu negara akan merasakan dampak positif dan negatif inflasi. Pengertian umum inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa dalam kurun waktu tertentu. Inflasi menyebabkan kenaikan harga barang yang berlangsung dalam jangka panjang.
Kebalikan dari inflasi adalah deflasi, yaitu penurunan harga barang secara terus-menerus. Laju inflasi bisa diukur menggunakan angka indeks yaitu Indeks Harga Konsumen (IHK). Di Indonesia perhitungan inflasi ini dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), link ke metadata SEKI-IHK.
Selain IHK, inflasi bisa dihitung menggunakan Indeks Biaya Hidup (IBH), Indeks Harga Produsen (IHP), Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB), dan Produk Domestik Bruto (PDB). Dalam buku Manajemen Keuangan Lanjutan, IBH dipakai untuk mengukur perubahan harga barang dan jasa untuk masyarakat.
Sementara itu IHP digunakan untuk menghitung perubahan harga bagi produsen. Sedangkan IHPB dipakai untuk mengukur perubahan harga barang dan jasa perdagangan.
Tingkatan Inflasi
Terdapat 4 tingkatan inflasi suatu negara antara lain:
- Inflasi ringan, dibawah 10% per tahun
- Inflasi sedang, dianatar 10% - 30% per tahun
- Inflasi berat, kisaran 30% - 100% per tahun
- Hiperinflasi diatas 100% per tahun
Penyebab Inflasi
Inflasi menjadi masalah ekonomi, terutama di negara berkembang. Ada berbagai faktor penyebab inflasi, seperti defisit anggaran belanja pemerintah yang berdampak pada jumlah uang yang beredar. Adapun dampak positif dan negatif inflasi berasal dari beberapa faktor penyebab, berikut di antaranya:
1. Inflasi Permintaan
Penyebab utama inflasi karena bertambahnya jumlah peredaran uang. Peningkatan jumlah uang yang beredar berakibat pada suku bunga yang mengalami penurunan. Hal ini menyebabkan jumlah konsumsi dan investasi meningkat.
Selain itu terjadi peningkatan permintaan, sehingga mendorong peningkatan harga barang dan jasa. Inflasi permintaan ini terjadi karena interaksi antara permintaan, dan penawaran terhadap barang dan jasa domestik dalam waktu lama.
2. Inflasi Penawaran
Penyebabnya karena faktor penawaran yang menjadi pemicu kenaikan harga penawaran atas suatu barang. Contohnya barang-barang impor, kenaikan harga minyak dunia, harga bahan bakar minyak (BBM), dan kenaikan tarif dasar listrik (TDL). Inflasi penawaran juga disebabkan faktor alam seperti kondisi cuaca yang membuat gagal panen.
3. Inflasi Campuran
Penyebab inflasi campuran karena permintaan dan penawaran tidak seimbang. Hal ini menyebabkan faktor produksi dan persediaan barang menurun. Sehingga menyebabkan harga-harga naik.
4. Inflasi Ekspektasi
Penyebab inflasi ekspektasi karena pelaku ekonomi.
Dampak Positif dan Negatif Inflasi
1. Dampak Positif
- Tingkat inflasi ringan membawa pengaruh positif untuk mendorong perekonomian. Hal ini membantu meningkatkan pendapatan nasional, mendorong masyarakat untuk menabung, investasi, dan bekerja.
- Dampak inflasi karena penurunan nilai mata uang, tidak merugikan sebagian kelompok. Contohnya pengusaha mendapatkan keuntungan dari penghasilan.
- Dampak positif inflasi bagi produsen yaitu mendapatkan pendapatan lebih tinggi, dari kenaikan biaya produksi.
- Inflasi memberikan dampak positif untuk debitur. Penyebabnya ketika pembayaran utang, nilai uang lebih rendah dibandingkan ketika meminjam.
2. Dampak Negatif
- Inflasi yang tidak terkendali membuat perekonomian sulit berkembang. Terjadi penurunan dan minat masyarakat untuk menabung dan investasi. Penyebabnya karena nilai mata uang semakin menurun.
- Bagi karyawan penghasilan tetap, penurunan nilai mata uang merugikan beberapa kelompok. Pendapatan mereka tidak mengalami kenaikan, tetapi harga barang semakin tinggi.
- Kreditur mendapatkan kerugian karena nilai uang untuk pengembalian utang lebih rendah.
- Inflasi dapat meningkatkan biaya produksi dan kenaikan harga kebutuhan.
- Inflasi tinggi berdampak pada rencana pembangunan pemerintah dan anggaran belanja negara (RAPBN).