Presiden Joko Widodo kembali menceritakan pengalamannya saat bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky beberapa waktu lalu. Jokowi lalu menceritakan alotnya bernegosiasi agar Rusia dan Ukraina setop peperangan.
Jokowi awalnya meminta pertemuan dengan Putin digelar dengan posisi duduk berdekatan. Pertemuan dengan Putin selama kurang lebih 2,5 jam. Adapun pertemuan dengan Zelensky berlangsung selama 1,5 jam.
"Kalau saya diterima dengan jarak (duduk) lima meter, saya tinggal pulang. Diterima seperti itu ada yang mau, kalau saya tidak mau," kata Presiden dalam acara Sarasehan 100 Ekonom di Jakarta, Rabu (7/9).
Tidak jelas siapa yang disinggung Jokowi. Namun, sebelum menerima mantan Wali Kota Solo itu, Putin pernah kedatangan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Kremlin, Moskow.
Saat berdialog, Putin dan Macron dipisahkan oleh sebuah meja panjang. Berbeda dengan saat bertemu Jokowi yang hanya dibatasi sebuah meja kecil.
Meski demikian, usaha Jokowi untuk mendamaikan Ukraina dan Rusia tampaknya berakhir pahit. Presiden mengatakan Putin sepertinya tak menemukan ruang dialog. "Saya belokkan saja," kata Jokowi.
Akhirnya, Jokowi memutuskan untuk mengalihkan pembicaraan guna menyelesaikan krisis pangan. Hal ini disepakati oleh Putin dan Zelensky dengan membuka keran ekspor gandum yang tertahan.
"Dua sampai tiga minggu kemudian, sudah ada kapal yang keluar dari Odessa ke Istanbul," kata Jokowi.
Berkaca dari alotnya pembicaraan, Jokowi mengatakan perang Rusia dan Ukraina masih akan panjang. Dampaknya, harga pangan dan energi akan meningkat dan berujung inflasi.
"Jangan berharap perang akan selesai besok atau bulan depan," katanya.