Covid Melandai, Erick: 60 Juta Basis Data PeduliLindungi Ikut Hilang

ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/hp
Wisatawan melakukan scan QR Code sertifikat vaksin COVID-19 melalui aplikasi PeduliLindungi saat hari pertama uji coba pembukaan Daya Tarik Wisata (DTW) Uluwatu, Badung, Bali.
Penulis: Zahwa Madjid
7/9/2022, 15.40 WIB

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menyebutkan bahwa 60 juta basis data (database) pengguna aplikasi PeduliLindungi hilang. Hal ini disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang mulai mereda di Tanah Air.

"Covid mulai hilang, data juga hilang lagi," kata Erick Thohir dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Rabu, (7/9).

Padahal, data base dalam aplikasi PeduliLindungi dapat menjadi medium untuk membentuk single data base. Sebab, saat ini masing-masing Kementerian/Lembaga mempunyai data sendiri-sendiri yang belum terintegrasi melalui satu aplikasi. 

"Data base program kita sudah banyak, tetapi kita tidak punya single data," kata Erick.

Erick percaya, single data base dapat memperkuat ekosistem perekonomian domestik. Termasuk, misalnya untuk menyalurkan program pemerintah seperti bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat agar lebih tepat sasaran. 

"Ketika program pemerintah ini berjalan, harus tepat sasaran. Seperti contohnya ketika kita merger BRI, bukan untuk memonopoli UMKM tapi agar para ibu-ibu di pelosok dapat naik kelas," lanjut Erick.

Sejak diluncurkan pertama kali pada April 2020, aplkasi ini digunakan sebagai acuan utama pemerintah melakukan tracing, tracking, dan fencing melalui infrastruktur, sistem dan aplikasi telekomunikasi untuk mendukung surveilans kesehatan.

Dalam perkembangannya, pemerintah saat ini sedang memperrtimbangkan untuk menjadikan PeduliLindungi sebagai aplikasi super (super apps). Aplikasi besutan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus menambah fitur, yang terbaru layanan imunisasi anak dan integrasi data rekam medis. Kepala Bidang Komunikasi

Kantor Transformasi Digital Kemenkes Karina Kusumawardani mengatakan rencana menjadikan Pedulilindungi sebagai super apps masih dalam tahap penilaian.

“Kami masih melakukan assessment. Yang pasti rencananya ke aplikasi kesehatan masyarakat yang serba bisa,” ujar Karina di sela-sela pertemuan Digital Economy Working Group (DEWG) yang keempat di Nusa Dua, Bali, Rabu (31/8).

 

Reporter: Zahwa Madjid