Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD menerima laporan bahwa data pribadinya dibocorkan Bjorka. Mahfud mengaku tak ambil pusing jika data pribadinya dibocorkan.
Ini lantaran data pribadinya terbuka untuk masyarakat dan bisa diakses di laman Wikipedia hingga Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara (LHKPN).
"Saya tak ambil pusing dan tak ingin tahu," kata Mahfud dalam akun Twitternya, Selasa (13/9).
Sebelumnya, hacker Bjorka mengklaim dirinya memiliki 26.730.797 data histori browsing pelanggan IndiHome, termasuk Kartu Tanda Penduduk (KTP), email, nomor ponsel, kata kunci, domain, platform, dan URL.
Peretas itu menjual 105 juta data diduga milik warga negara Indonesia. Data yang dijual berasal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) atau terkait pemilu.
Data pribadi, termasuk nomor telepon sejumlah pejabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, hingga pendengung Denny Siregar juga dibocorkan Bjorka.
Terbaru, Bjorka mengaku dirinya meretas sistem surat menyurat milik Presiden Jokowi selama 2019 - 2021, termasuk dari Badan Intelijen Negara (BIN). Jumlahnya diklaim 679.180 dokumen berukuran 40 MB setelah diperkecil kapasitasnya dan 189 MB sebelum dikompres.
Jokowi telah membentuk tim darurat untuk membendung peretasan yang dilakukan Bjorka. Tim itu akan dibentuk dengan menggandeng sejumlah kementerian/lembaga, yaitu Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN). Kemudian, ada Badan Intelijen Negara (BIN) dan Polri yang akan bergabung dalam tim untuk melakukan asesmen.
"Ada emergency response team untuk menjaga tata kelola data yang baik di Indonesia," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate usai bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (12/9).