Metode Waterfall adalah Pengembangan Software, Ini Tahapannya

pixabay.com/ Bruno /Germany
Ilustrasi Fiber Optik
Editor: Intan
27/9/2022, 15.41 WIB

Metode waterfall adalah metode yang menggambarkan pendekatan sistematis dan berurutan pada perangkat lunak (software). Metode ini juga disebut sebagai siklus hidup klasik. Adapun tahapan metode waterfall dibagi menjadi lima, yaitu perencanaan, model, konstruksi, dan penyerahan sistem ke pengguna, dan dukungan perangkat lunak.

Mengutip dari Raharja.ac.id, metode waterfall dikenalkan oleh Winston Royce. Metode ini dianggap kuno, karena tetapi banyak dipakai dalam Software Engineering (SE).

Metode Waterfall 

Metode waterfall adalah metode pengembangan perangkat lunak siklus hidup klasik. Waterfall disebut juga metode air terjun untuk menggambarkan pendekatan sistematis dan berurutan pada perangkat lunak.

Metode waterfall ini menjelaskan kemajuan teknologi yang mengalir ke bawah, sehingga dianalogikan seperti air terjun. Karena tiap tahap yang dikerjakan berurutan dari atas ke bawah.

Metode waterfall memiliki kekurangan dan kelebihan untuk pengembangan software. Kelebihan metode waterfall yaitu rangkaian kerja jelas, hemat waktu, biaya, cocok untuk pembuatan software berskala besar.

Namun metode waterfall memiliki kekurangan seperti membutuhkan tim manajemen yang solid, proses pembuatan lebih lama, hingga kenaikan biaya untuk pengerjaan. Kekurangan lain metode waterfall yaitu berdampak pada klien.Misalnya ketika proyek berjalan, klien ingin mengeluarkan pendapat dan revisi dilakukan di tahap awal yaitu perancangan aplikasi.

Tahapan Metode Waterfall

Menurut Pressman dan Maxim (2015), pengembangan metode waterfall dibagi menjadi lima tahapan. berikut penjelasannya:

1. Communication

Tahap komunikasi menjadi tahap awal metode waterfall. Tahap ini kebutuhan dan data dipakai untuk pengembangan perangkat lunak.

2. Planning

Tahap perencanaan yaitu estimasi waktu, penjadwalan, dan pelacakan pengembangan perangkat lunak.

3. Modelling

Tahap ketiga yaitu analisis kebutuhan perangkat lunak. Tahapan modelling dibuat diagram untuk menggambarkan cara kerja sistem, algoritma, dan tampilan sistem.

4. Construction

Tahap keempat yaitu mengubah desain sistem menjadi baris-baris kode. Pengujian kode sistem termasuk tahap konstruksi.

5. Deployment

Selanjutnya, bagian pengembangan metode waterfall adalah mempublikasikan perangkat lunak yang dibuat pada pengguna. Setelah itu pengguna memberikan umpan balik (feedback) perangkat lunak yang telah dibuat.

Dalam buku Memahami Metode Omax dan Promethee pada Sistem Pendukung Keputusan, metode waterfall juga dibagi menjadi lima tahapan. Tahapan ini untuk pendekatan sistematis, mulai dari analisis, desain, coding, testing, dan maintenance. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Pengembangan Analisis

Pengembangan analisis bertujuan memahami perangkat lunak dan batasannya. Informasi didapatkan dari wawancara, diskusi, dan survei langsing. Kemudian informasi tersebut dianalisis untuk mendapatkan data yang dibutuhkan pengguna.

2. Desain Sistem

Desain sistem membantu menentukan perangkat keras dan sistem persyaratan. Tahap desain sistem ini membantu spesifikasi kebutuhan hardware dan sistem.

3. Implementasi

Pembuatan software dipecah menjadi model kecil untuk digabungkan nantinya. Pada tahap ini ada pemeriksaan lebih dalam terhadap modul yang sudah dibuat.

4. Testing

Tahap keempat menggabungkan modul yang sudah dibuat sebelumnya. Ada pengujian yang bertujuan mengetahui apakah software sesuai yang diinginkan.

5. Maintenance

Tahap terakhir dari metode waterfall adalah operation and maintenance. Tahap ini, software sudah jadi dan dilakukan pemeliharaan. Fungsi pemeliharaan bertujuan untuk menemukan kesalahan dari langkah sebelumnya. Jika ada kesalahan, maka dapat diperbaiki untuk meningkatkan jasa sistem.