Air menjadi salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan manusia. Meski begitu, apakah Anda pernah terpikirkan bagaimana cara atau siklus air bisa terbentuk?
Memiliki tekstur cair, bening dan menyegarkan, air dapat dengan mudah ditemukan. Namun perlu Anda ketahui bahwa elemen alam satu ini tidak tidak muncul begitu saja. Terdapat proses yang dikenal sebagai siklus air yang menjadikannya tetap hadir dan bisa dimanfaatkan mahluk hidup.
Dalam siklus air, terdapat proses bagaimana air bisa terbentuk, hingga akhirnya bisa dikonsumsi dan digunakan untuk keperluan sehari-hari. Berikut ini penjelasan mengenai proses terbentuknya siklus air.
Menurut Ahli
Siklus air dikenal dengan nama siklus hidrologi. Menurut Sosrodarsono (2003), siklus tersebut adalah air yang menguap ke udara dari permukaan tanah dan laut, berubah menjadi awan sesudah melalui beberapa proses dan kemudian jatuh sebagai hujan atau salju ke permukaan laut atau daratan.
Selain itu, Triatmodjo (2008) juga memiliki definisinya sendiri. Menurutnya, siklus hidrologi adalah proses dimana bergeraknya air dari bumi menuju atmosfer dan kemudian kembali lagi ke bumi, yang berlangsung secara terus menerus.
Salah satu hal yang perlu digaris bawahi adalah proses terjadi secara terus-menerus. Maka dari itu, fenomena alam ini disebut dengan siklus.
Perlu diketahui bahwa siklus air atau hidrologi terbagi menjadi tiga. Di antaranya adalah siklus pendek, sedang dan panjang.
1. Siklus Hidrologi Pendek
Siklus air pendek ketika air laut mengalami evaporasi (penguapan). Uap tersebut akan mengalami kondensasi (terbentuk titik-titik hujan) yang nantinya akan terbentuk awan. Setelah itu akan terjadi presipitasi, yaitu hujan. Dimana air akan kembali ke laut.
2. Siklus Hidrologi Sedang
Proses ini terjadi karena uap dari air laut akan bergerak menuju daratan. Selanjutnya, akan terjadi kondensasi pada tingkat ketinggian, sehingga terjadi presipitasi atau hujan pada area daratan.
3. Siklus Hidrologi Panjang
Pada siklus air ini, terjadi proses air laut yang menguap hingga terjadi kondensasi membentuk awan. Selanjutnya, awan akan bergerak didorong oleh angin menuju area daratan yang lebih tinggi. Awan tersebut kemudian akan menyatu dengan uap air yang bersumber dari luapan danau, sungai dan hasil transpirasi tumbuhan lainnya. Setelah itu terjadilah proses presipitasi atau hujan berupa air atau salju.
Siklus air juga terjadi karena adanya sinar matahari yang membuat permukaan air meluap. Di mana, uap tersebut akan mengalami berbagai proses hingga secara utuh menjadi hujan air salju, tergantung permukaan daratannya.
Sebagai manusia, sudah seharusnya kita menyadari bahwa siklus air merupakan hal yang sangat penting untuk kelangsungan hidup. Mengingat air diperlukan semua makhluk hidup, termasuk hewan dan tumbuhan.
Unsur Pembentuk Siklus Air
Setelah tadi banyak membahas tentang prosesnya, ada baiknya juga apabila mengetahui unsur apa saja yang terlibat di dalam terjadinya siklus air. Simak tulisan berikut ini.
1. Evaporasi
Menurut Lakitan (1994), evaporasi adalah proses penguapan air yang berasal dari permukaan bentangan air atau dari bahan padat yang mengandung air.
Selain itu, Cabe (1999) juga mengemukakan pendapat bahwa evaporasi adalah perpindahan kalor ke dalam zat cair yang dapat mendidih. Panas tersebut dapat disuplai dengan macam-macam cara, bisa secara alami atau penambahan uap itu sendiri.
2. Kondensasi
Kondensasi adalah proses yang terjadi setelah uap air sudah terbentuk menurut Karnaningroem (1990), proses ini berupa perubahan wujud cair yang disebabkan oleh temperatur suhu yang berbeda. Pada siklus air, tergantung pada tekanan uapnya.
Proses ini juga dikenal dengan nama pengembunan. Dimana akan terbentuk embun atau titik-titik hujan. Akan terjadi sublimasi, dimana awan membentuk awan yang nantinya akan mengeluarkan hujan.
3. Adveksi
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Adveksi adalah gerakan massa udara secara horizontal yang mengakibatkan perubahan unsur fisik udara. Proses ini yang menghantarkan hasil kondensasi dan presipitasi pada siklus air panjang menuju tahapan selanjutnya.
4. Presipitasi
Istilah presipitasi akan lebih mudah dipahami dengan kata hujan. Menurut Triatmodjo (2008), presipitasi adalah turunan air dari atmosfer ke permukaan bumi. Bisa berupa embun, salju, hujan air dan es.
Lebih jelasnya, Sosrodarsono (2010) berpendapat bahwa presipitasi adalah hasil dari uap yang mengkondensasi. Ia juga menambahkan bahwa hujan juga dikenal dengan istilah rainfall, sedangkan salju adalah snow.
5. Run-off
Run-off biasa muncul pada siklus hidrologi panjang. Murtiono (2008) menjelaskan bahwa run-off merupakan air yang berasal dari hujan yang menjulur di permukaan tanah. Proses ini juga dikenal dengan istilah aliran permukaan.
Demikian penjelasan mengenai siklus air dengan berbagai jenis prosesnya. Anda juga menjadi memahami lebih dalam mengenai proses hingga unsur-unsur yang menciptakan siklus air tersebut.