Mengenal Tahapan Siklus Air dari Langit hingga Meresap ke dalam Tanah

Image title
5 Oktober 2021, 22:35
siklus air, musim hujan, cuaca, air hujan
ANTARA FOTO/REUTERS/Toby Melville/foc/cf
Toby Melville Seorang warga menyebrangi Jembatan Westminster, dengan Istana Westminster sebagai latar belakang, saat hujan salju di London, Britain, Minggu (24/1/2021).

Pernahkah Anda memerhatikan setiap rintik hujan yang jatuh dari langit ke bumi. Ternyata untuk bisa meneteskan air dari langit, dibutuhkan proses panjang di baliknya. Proses tersebut dikenal sebagai siklus air.

Dilansir dari Majalah National Geographic, ada lima tahapan siklus air. Tahapan tersebut dimulai dengan pergerakan matahari, di mana sinar matahari menghangatkan permukaan air laut atapun permukaan air lainnya. Efek pemanasan tersebut menyebabkan air menguap dan es menyublim, kemudian berubah menjadi gas.

Proses yang dipengaruhi oleh matahari secara tidak langsung memindahkan air ke atmosfer, sehingga terkumpul dan membentuk gumpalan awan, kemudian jatuh sebagai presipitasi, hujan dan salju. Saat air hujan mencapai bumi, ada beberapa hal yang dapat terjadi yaitu: menguap kembali, mengalir di atas permukaan, atau meresap ke dalam tanah menjadi air tanah.

Setelah melalui tahapan di atas, air juga akan melewati siklus hidorlogi yang berlanjut secara terus-menerus. Berikut proses perjalanan dari evaporasi hingga infiltrasi:

Evaporasi / transpirasi - Siklus air diawali dengan evaporasi, air yang ada di laut, daratan, sungai, tanaman, dan sebagainya menguap ke atmosfer dan menjadi awan karena menerima energi panas dari matahari. Air berpindah dari hidrosfer ke atmosfer.

Kondensasi - Proses di mana uap air di atmosfer berubah bentuk dari cair, kemudian dapat muncul sebagai awan atau embun. Kondensasi merupakan kebalikan dari penguapan, karena uap air memiliki tingkat energi yang tinggi daripada air ketika kondensasi terjadi, kelebihan energi dalam bentuk energi panas dilepaskan. Air yang telah berevaporasi akan menuju atmosfer. Pada keadaan jenuh, uap air (awan) akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya turun (presipitasi) dalam bentuk hujan, salju, hujan es.

Presipitasi - Ketika partikel kecil hasil kondensasi mengembang menjadi besar melalui penggabungan, untuk menopang udara yang naik. Curah hujan dapat berbentuk hujan, hujan es, atau salju. Saat terlalu banyak air yang terkondensasi, maka tetesan air di awan akan menjadi besar dan berat untuk menahan di udara, sehingga jatuh sebagai hujan, salju atau hujan es.

Saat hujan, salju atau hujan es mencapai bumi, maka air akan mengalir ke sungai, samudera, atau meresap ke dalam tanah. Aliran air tersebut masih akan bergerak menuju sungai, dengan pergerakan yang cukup lambat. Air tanah akan tersaring dengan baik, mungkin juga dapat tertutup oleh es atau gletser. Bahkan, dapat diserap oleh akar tanaman atau pohon.

Runoff - Terjadi ketika curah hujan berlebihan dan tanah tidak lagi menyerap air. Sungai dan danau merupakan hasil runoff. Jika runoff mengalir ke danau (tanpa saluran keluar untuk mengalir keluar dari danau) maka penguapan merupakan cara air kembali ke atmosfer.

Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah, serta batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah, sehingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.

Halaman:
Editor: Intan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...