Presiden Joko Widodo memanggil seluruh pejabat di jajaran Polri ke Istana Negara pada hari ini pukul 14.00 WIB. Para pejabat utama Mabes Polri, Kapolda seluruh Indonesia, hingga Kapolres/tabes seluruh Indonesia diminta datang tanpa ajudan dan ponsel.
Rencana Jokowi memberikan arahan kepada seluruh pejabat Polri terungkap dalam Surat Telegram Rahasia (STR) dengan nomor: STR/764/X/HUM.1./2022 tertanggal Rabu 12 Oktober 2022. Dalam surat tersebut, para pejabat Polri yang hadir tidak diperkenankan membawa para ajudan. Mereka juga dilarang membawa telepon seluler dan hanya boleh membawa alat tulis.
"Peserta tidak diperkenankan membawa ADC, tidak membawa HP, hanya membawa buku catatan dan pulpen," demikian dikutip dari surat telegram tersebut
Peserta yang hadir juga diminta untuk melakukan PCR terlebih dahulu yang difasilitasi Pusdokes Polri. Para peserta juga diminta untuk melaksanakan salat Jumat di Gedung Krida Bhakti, Sekretariat Negara.
Jokowi yang dikonfirmasi awak media membenarkan rencana pertemuan dengan para pejabat Polri. Namun, ia enggan membocorkan isi dari arahan yang akan diberikannya kepada para aparat negara tersebut.
"Besok didengarkan lah," kata Jokowi di Bandung, Kamis (13/10).
Pemanggilan ini dilakukan di tengah munculnya kasus besar yang mendera Polri. Mereka menghadapi dua kasus yakni pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hubarat oleh Ferdy Sambo hingga tragedi Kanjuruhan.
Kasus pembunuhan Yosua berujung pada penangkapan jenderal bintang dua sekaligus Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Inspektur Jenderal Pol. Ferdy Sambo. Adapun tragedi Kanjuruhan terjadi usai polisi menembakkan gas air mata ke tribun penonton usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya. Tragedi tersebut menyebabkan 132 orang meninggal dunia.
Di tengah kedua kasus tersebut, Jokowi sempat terlihat tak menyalami Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT) TNI ke-77, Rabu (5/10). Namun, pihak Istana menegaskan tidak ada masalah pada hubungan Presiden dan Kapolri.