Kementerian Kesehatan memerintahkan fasilitas layanan kesehatan, tenaga kesehatan, hingga apotek untuk menghentikan pemberian obat sirup kepada masyarakat untuk sementara. Selama ini Indonesia mengimpor etilen glikol yang menjadi bahan campuran obat batuk sirup yang diduga menjadi kematian penyebab ginjal akut pada anak di Gambia, Afrika.
Berdasarkan penelusuran Katadata, Indonesia mengimpor etilen glikol dari India. Produk ini masuk dalam HS 290531, yakni alcohol, acyclics, diols dan etilena glikol.
Etilen glikol adalah senyawa organik yang sering digunakan untuk dua tujuan yaitu sebagai bahan baku dalam pembuatan serat poliester dan untuk formulasi antibeku.
Etilen Glikol termasuk senyawa yang cukup beracun, Karena ketika terhirup, teroksidasi menjadi asam glikolat dan asam oksalat, yang bersifat racun. Etilen glikol dan produk sampingnya yang beracun, akan menyerang sistem saraf pusat, jantung dan ginjal, yang dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
Senyawa kimia ini berupa cairan kental yang tidak berbau, tidak berwarna, mudah terbakar. Etilen glikol memiliki rasa manis, tetapi beracun dalam konsentrasi tinggi.
Etilen glikol diproduksi dari etilen (etena), melalui etilen oksida antara etilen dengan air, yang kemudian menghasilkan etilen glikol. Ini erupakan senyawa industri yang berguna, dan sering ditemukan di banyak produk konsumen.
Bahaya Etilen Glikol
Dikutip dari laman Center for Disease Control and Prevention (CDC), etilen glikol adalah zat beracun yang biasa ditemukan dalam berbagai produk rumah tangga dan industri. Etilen glikol biasanya digunakan sebagai cairan rem hidrolik, tinta dalam bantalan stempel, pulpen, cat, plastik, film, dan kosmetik.
Namun, bahaya etilen glikol yang tidak sengaja tertelan adalah bisa terurai menjadi senyawa beracun dalam tubuh. Keracunan etilen glikol sistemik dapat terjadi melalui konsumsi.
Menghirup uap etilen glikol dapat mengiritasi mata dan paru-paru tetapi tidak mungkin menyebabkan toksisitas sistemik. Etilen glikol tidak menyerap dengan baik melalui kulit sehingga toksisitas sistemik tidak mungkin terjadi.
Dapat menyebabkan keracunan, keracunan utama etilen glikol dihasilkan dari metabolisme hepatik etilen glikol menjadi glikoaldehida, glikolat, glioksilat dan oksalat. Metabolit ini menghambat fosforilasi oksidatif dan respirasi seluler, metabolisme glukosa dan serotonin, sintesis protein, replikasi DNA, dan pembentukan RNA ribosom.
Etilen glikol dan produk sampingannya yang beracun pertama-tama mempengaruhi sistem saraf pusat (SSP), kemudian mempengaruhi kerja jantung dan akhirnya menyerang organ ginjal. Bahaya etilen glikol pada tubuh yakni dapat mempengaruhi sistem saraf pusat, kemudian jantung, dan akhirnya ginjal. Bahkan, menelan cukup banyak etilen glikol dapat menyebabkan kematian.
Gejala Keracunan Etilen Glikol
Menelan etilen glikol dalam dosis yang cukup banyak dapat menyebabkan kematian. Berikut ini adalah tahapan dan gejala anak maupun orang dewasa yang tertelan etilen glikol:
1. Tahap Pertama (Gejala Neurologis)
Setelah 30 menit hingga 12 jam konsumsi etilen glikol, akan terjadi efek neurologis. Gejala-gejala yang dimaksud, di antaranya adalah:
- Euforia
- Pusing
- Sakit kepala
- Bicara cadel
- Mengantuk
- Disorientasi
- Ketidakmampuan untuk mengkoordinasikan gerakan (ataksia)
- Iritasi dan kegelisahan
- Gerakan mata yang tidak disengaja (nystagmus)
- Mual dan muntah (emesis)
2. Tahap Kedua (Gejala Cardiopulmonary)
Selanjutnya, 12 hingga 24 jam setelah konsumsi etilen glikol akan terjadi tahap cardiopulmonary. Gejalanya adalah sebagai berikut:
- Peningkatan denyut jantung (takikardia)
- Irama jantung yang tidak normal atau tidak teratur (disritmia) Peningkatan tekanan darah (hipertensi)
- Penumpukan produk pemecahan racun dalam aliran darah (asidosis metabolik) yang mengakibatkan peningkatan kecepatan dan kedalaman pernapasan (hiperventilasi).
3. Tahap Ketiga (Kerusakan Ginjal)
Efek samping ginjal setelah konsumsi etilen glikol biasanya terjadi selama tahap ketiga toksisitas etilen glikol, 24-72 jam setelah paparan akut. Kerusakan ginjal bermanifestasi sebagai gagal ginjal oliguria akut meliputi nyeri sudut costovertebral dan adanya sejumlah besar kristal oksalat dalam urin.
Disfungsi ginjal mungkin ringan dan berumur pendek atau berat dan persisten. Meskipun jarang, insufisiensi ginjal permanen merupakan dampak keracunan yang sering terjadi. Toksisitas etilen glikol terkait dengan keempat metabolit.