Apakah Gempa Cianjur Terkait Megathrust Selatan Jawa?

BNPB
Dampak gempa 5,6 SR di Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11). Foto: BNPB
Penulis: Yuliawati
21/11/2022, 16.51 WIB

Intensitas dari gempa megathrust mencapai skala VII Modified Mercalli Intensity (MMI) dari skala terbesar XII MMI atau masuk dalam kategori merusak sedang. Dampaknya dapat terjadi keretakan pada bangunan, kerusakan struktur ringan sampai sedang, kaca pecah, hingga bangunan roboh sebagian. Tentu saja, dampak negatif yang diakibatkan oleh gempa megathrust tidak hanya terkait kerusakan bangunan dan infrastruktur, tapi lebih jauh lagi yaitu kerugian ekonomi, lingkungan, dan korban jiwa.

Baca juga: Megathrust Selatan Jawa: Bencana Laten yang Ancam Jakarta

Di Indonesia, zona megathrust memanjang dari Andaman, pantai barat Sumatera, selatan Jawa hingga selatan Nusa Tenggara, utara Sulawesi, serta kepulauan Maluku hingga utara Papua. Mengacu pada data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dalam satu tahun terakhir (15 Maret 2017 – 15 Maret 2018), telah terjadi 180 gempa dengan kekuatan M 5,0 di Indonesia.

Sebagian besar gempa tersebut terjadi pada zona megathrust Indonesia. Dua puluh di antaranya terjadi di selatan pulau Jawa. Sementara wilayah yang paling banyak terjadi gempa adalah Papua dan Maluku dengan 94 kejadian.

Apabila dibandingkan dengan daerah lain, intensitas kejadian gempa di selatan Jawa memang tidak begitu tinggi. Meski begitu, hal tersebut jangan lantas menyebabkan kita tidak waspada.

Melihat data pola sebaran gempa BMKG periode 2008-2018, di selatan Jawa terdapat zona dengan intensitas kejadian gempa yang lebih sedikit. Artinya, pada zona tersebut masih terjadi akumulasi energi dan energi yang tersimpan belum dilepaskan seluruhnya (zona sepi gempa besar/seismic gap). Akumulasi energi tersebut dapat dilepaskan sewaktu-waktu sehingga terjadi gempa besar.

Halaman: