Presiden Joko Widodo akan memberikan bantuan untuk memperbaiki rumah yang rusak akibat gempa di Cianjur. Total bantuan yang diberikan ditaksir mencapai Rp 34,52 miliar.
Secara rinci, Kepala Negara akan memberikan bantuan berdasarkan tingkat kerusakan pada rumah warga, yakni Rp 50 juta untuk rusak berat, Rp 25 juta untuk rusak sedang, dan Rp 10 juta untuk rusak ringan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mendata ada 3.167 rumah yang rusak akibat gempa di Cianjur.
"Yang paling penting, rumah-rumah yang terkena diwajibkan untuk memakai standar-standar bangunan yang anti gempa oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat," kata Presiden Jokowi di Cianjur, Selasa (22/11).
Kepala Negara mendapatkan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG bawah gempa di Kota Santri merupakan gempa yang terjadi setiap 20 tahun sekali. Oleh karena itu, Jokowi menilai pembangunan rumah anti gempa menjadi penting bagi rumah yang terdampak.
Secara rinci, BNPB mencatat sebanyak 3.075 rumah rusak ringan, 33 rumah rusak sedang, dan 59 rumah rusak berat. Anggaran yang akan dikucurkan adalah Rp 30,75 miliar untuk rumah rusak ringan, Rp 825 juta untuk rumah rusak sedang, dan Rp 2,95 miliar untuk rumah rusak berat.
Kepala BNPB Suharyanto mengatakan pemerintah akan terus melakukan pendataan dan membangun rumah bagi warga terdampak. Menurutnya, perbaikan tersebut akan dilakukan saat status tanggap darurat berubah menjadi tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.
Pemerintah akan memprioritaskan pembangunan rumah rusak berat terlebih dahulu. Suharyanto tidak merinci kapan rumah dengan rusak sedang dan rusak ringan akan ditangani oleh pemerintah.
Pemerintah juga akan membangun infrastruktur sosial yang terkena gempa. BNPB kemarin telah menetapkan satu unit pondok pesantren rusak berat, sementara RSUD Cianjur dinilai mengalami rusak sedang.
"Sarana-sarana lain seperti pendidikan, masjid dan madrasah yang rusak, akan dibantu oleh kementerian terkait," kata Suharyanto.