Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG mencatat terjadi tiga gempa susulan sepanjang hari ini. Gempa yang terjadi sekitar siang hari dilaporkan cukup kuat magnitudo 3,9.
Sejak Gempa Cianjur berkekuatan magnitudo 5,6 pada 21 November 2022 hingga hari ini, Rabu (23/11), pukul 15.00 WIB, total telah terjadi 171 gempa susulan. Guncangan yang cukup kuat pada siang hari ini disebabkan oleh dangkalnya pusat gempa meski skalanya jauh lebih kecil.
"Kenapa terasa kuat? Karena pusat gempanya hanya 5 kilometer di bawah permukaan. Jadi itu sangat dekat dengan posisi kita, apalagi masyarakat tinggal di pusat gempa," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers virtual, Rabu (23/11).
Dwikorita memperkirakan gempa susulan masih akan ada hingga akhir bulan ini. Namun, menurut dia, tren intensitas gempa akan semakin berkurang ke depan.
Meski demikian, Dwikorita mewaspadai tren dangkalnya pusat gempa pada gempa susulan yang mungkin terjadi seperti hari ini. Menurutnya, hal tersebut cukup berbahaya mengingat kondisi tanah dan cuaca di Cianjur yang mengamplifikasi kerusakan di atas tanah.
Dwikorita mencatat jenis tanah di Cianjur kini cukup renggan sehingga membuat guncangan di dalam tanah terasa cukup kuat. Kerusakan di atas tanah dapat menjadi lebih besar lantaran musim hujan yang membuat saturasi tanah di Kota Santri cukup tinggi.
"Jadi, amplifikasi semua faktor tersebut menghasilkan guncangan yang cukup kuat dan konstruksi rumah tidak anti gempa. Jadi, kalau semua faktor dikombinasikan menghasilkan kehancuran yang cukup besar," kata Dwikorita.
Dwikorita menilai semua faktor tersebut merupakan alasan mengapa Gempa Cianjur membuat lebih dari 50.000 unit rumah rusak.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mendata rumah yang rusak akibat Gempa Cianjur mencapai 56.320 unit. Ini terdiri dari 22.241 unit rusak berat, 11.614 unit rumah rusak sedang, dan22.090 unit rumah rusak ringan.
Adapun total dana yang dibutuhkan untuk perbaikan rumah rusak berat mencapai Rp 1,11 triliun, untuk rumah rusak sedang sebanyak Rp 291,02 miliar, dan rumah rusak ringan senilai Rp 220,9 miliar.
BNPB juga mencatat ada 171 infrastruktur di Cianjur yang rusak akibat gempa. Infrastruktur tersebut adalah 31 sekolah, 124 tempat ibadah, 13 gedung perkantoran, dan 3 fasilitas kesehatan.