Ada hal yang berbeda dalam selebrasi Argentina saat memenangi Piala Dunia 2022 di Qatar. Saat penyerahan piala, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani memakaikan jubah bisht berwarna hitam dan emas kepada Lionel Messi.
Dengan mengenakan jubah tersebut, Messi lalu menuju tengah podium Stadion Lusail untuk mengangkat trofi Piala Dunia bersama rekan-rekannya. Meski demikian, kontroversi akhirnya muncul karena bisht tersebut.
"Cara mereka (panitia) menutupi kaus Argentina Messi memalukan," kata presenter sepakbola sekaligus mantan pemain timnas Inggris, Gary Lineker dikutip dari CNN, Selasa (20/12).
Jurnalis New York Times, Tariq Panja mengatakan langkah tersebut cukup aneh dan menganggap pemakaian jubah merupakan strategi sportswashing. Sportswashing adalah praktik individu hingga negara yang menggunakan olahraga untuk memperbaiki reputasi mereka.
Dalam hal ini, Piala Dunia Qatar sempat diwarnai kritikan terhadap hak asasi manusia (HAM). "Qatar ingin ini menjadi momennya," kata Tariq Panja.
Kritik juga dilontarkan surat kabar Inggris, The Telegraph. Mereka awalnya menulis tujuk berjudul "Tindakan aneh yang merusak momen terbesar dalam sejarah Piala Dunia".
Meski demikian, belakangan The Telegraph mengubah judul berita menjadi "Lionel Messi memakai bisht Arab tradisional untuk mengangkat trofi Piala Dunia".
Penghormatan Kepada Messi
Sekretaris Jenderal Komite Penyelenggara Piala Dunia 2022, Hassan Al Thawadi menjelaskan alasan Emir Qatar memakaikan bisht ke Messi. Jubah tersebut merupakan pakaian yang digunakan saat ada perayaan.
"Ini adalah perayaan (milik) Messi," kata Al Thawadi.
Selain itu, ia mengatakan Piala Dunia menjadi kesempatan Qatar menampilkan budaya Arab dan Islam kepada dunia. Al Thawadi mengatakan prosesi bisht tersebut adalah perayaan regional.
"Kita mungkin tidak saling sama dalam segala hal, tetapi masih bisa merayakannya bersama," katanya.
Sedangkan kolumnis dan penulis Reem Al-Harmi mengatakan kontroversi bisht merupakan bentuk kesalahpahaman tentang budaya Qatar. Al-Harmi mengatakan pemakaian jubah itu adalah bentuk penghormatan dalam budaya Arab kepada Messi.
Ia juga menyoroti tak adanya pembelaan yang sama dari pihak yang mengkritik bisht ini ketika Qatar berulang kali diserang menjelang pelaksanaan Piala Dunia.
"Saya tidak melihat kemarahan yang sama ketika rasisme, Islamofobia, dan orientalisme terus menerus digunakan saat Piala Dunia," katanya.
Apa Itu Bisht?
Bisht adalah pakaian tradisional di Semenanjung Arab. Tak hanya di Qatar, jubah ini umum digunakan di Uni Emirat, Bahrain, Arab Saudi, Kuwait, dan negara lain di sekitarnya.
Dosen Studi Islam Universitas Exeter, Mustafa Baiq mengatakan bisht adalah jubah formal keluarga kerjaan, pejabat, calon pengantin pria, hingga wisudawan. Ini menandakan pakaian tersebut hanya dikenakan oleh orang-orang terpilih.
"Mereka pada dasarnya menghormati (Messi) dengan memakaikan di atas bahu. Ini seperti tanda kehormatan," kata Baiq pada Senin (19/12) dikutip dari Al Jazeera.
Baig mengatakan gestur ini merupakan tanda Messi diterima dari sisi budaya lokal. Pemakaian bisht juga dilakukan saat Final Piala Dunia, acara yang sangat penting.
"Tidak ada kesempatan lebih besar lagi, mereka menjadikannya tanda kehormatan," katanya.