Kementerian Kesehatan atau Kemenkes menyatakan akan menambah fungsi aplikasi PeduliLindungi pada 2024, yakni layanan rekam medis terintegrasi. Dengan demikian, aplikasi tersebut akan diintegrasikan dengan platform data milik Kemenkes, yakni Satu Sehat.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan setiap pengguna Peduli Lindungi dapat mengakses semua data kesehatan pribadi kapan saja. Beberapa data yang dimaksud adalah hasil kunjungan ke rumah sakit, pembelian obat di apotek, frekuensi berolahraga, hingga gaya hidup pengguna.
"Sehingga kalau sakit, bisa share datanya ke dokter dan dokter akan jauh lebih cepat tahu penyakit apa yang diatasi," kata Budi dalam saluran resmi Sekretariat Presiden, Senin (2/1).
Menurutnya, penggunaan PeduliLindungi nantinya dapat mempermudah dokter untuk melihat data kesehatan pasien secara historis. Pasalnya, dokter dapat melihat sejarah konsumsi obat dan penyakit yang diderita pasien lebih cepat dan akurat.
Di samping itu, Budi mengatakan pengguna nantinya dapat melihat beberapa hasil pemeriksaan kesehatan, seperti gambar X-Ray, CT Scan, hingga MRI. Artinya, kata Budi, fungsi PeduliLindungi tidak hanya memindai dan melihat jadwal vaksinasi saja.
Selain itu, Budi mengatakan data yang terintegrasi dengan Satu Sehat dapat digunakan oleh Dinas Kesehatan di setiap pemerintah daerah. Data tersebut dapat digunakan untuk memahami kesehatan sebuah populasi di level kota, kecamatan, dan desa.
Alhasil, pemerintah dapat melakukan intervensi sesuai dengan kebutuhan masing-masing tingkat pemerintahan di daerah. "Lebih pas, spesifik berbasis data, efektif, dan efisien," ujar Budi.
Budi mengatakan proses integrasi tersebut sudah berjalan sejak 17 Agustus 2022 dan ditargetkan rampung pada akhir 2023. Menurutnya, masyarakat dapat mulai memanfaatkan fitur baru Peduli Lindungi tersebut pada 2024.
Budi mengatakan Satu Sehat merupakan bagian dari ekosistem data elektronik pemerintah, yakni Satu Data. Menurutnya, berbagai kementerian memiliki sub-sektor data masing-masing, seperti data keuangan, data sosial, dan data sumber daya alam.
Budi mencatat perluasan fitur PeduliLindungi merupakan bagian dari program pemerintah, yakni sistem pemerintahan berbasis elektronik atau SPBE. Salah satu daerah dengan penerapan SPBE paling baik dalam bidang kesehatan adalah Kabupaten Sumedang.
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengatakan SPBE telah berhasil menurunkan indeks stunting wilayahnya dari 32,2 pada 2018 menjadi 8,27 pada 2022. Menurutnya, SPBE memungkinkan pemerintah daerah untuk mengatasi stunting sesuai dengan kebutuhan hingga tingkat desa.
Dony menjelaskan SPBE di Sumedang memanfaatkan platform digital Sistem Pencegahan Stunting Berintegrasi atau Simpati. Aplikasi dapat diakses melalui gawai. Dony mengatakan telah memberikan satu gawai ke setiap 1.705 Posyandu di Sumedang.
Petugas Posyandu nantinya akan memasukkan data pemeriksaan bayi dan balita di sekitarnya ke dalam Simpati. Dengan demikian, pemerintah daerah dapat melihat statistik, data spasial, analisis penanganan stunting khusus per desa dengan bantuan kecerdasan buatan atau AI.
"Good data make a good decision and good result, itu yang kami lakukan. Kebijakan program dan kegiatan harus dilakukan dengan pendekatan saintifik berbasiskan data," kata Dony.