Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendukung penuh mantan Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) Silmy Karim dalam mengemban amanah sebagai Direktur Jenderal Imigrasi. BUMN pun siap berkolaborasi dengan Silmy dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja. 

"Saya kedatangan Pak Silmy, Dirjen Imigrasi, yang akan bongkar-bongkar, sama bersih-bersih," ujar Erick saat menerima kunjungan Silmy di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (10/1).

Erick menyampaikan hal ini selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menekankan pentingnya pelayanan terbaik bagi masyarakat Indonesia dan juga melayani kedatangan warga negara lain yang hendak berwisata maupun berinvestasi di Tanah Air.

Erick mengatakan BUMN seperti Telkom dan Himbara siap meningkatkan kerja sama dengan Direktorat Jenderal Imigrasi dalam peningkatan kualitas pelayanan, baik untuk pekerja migran Indonesia (PMI) maupun warga negara lain.

 "Hal ini penting dalam upaya kita membuka lapangan kerja, kuncinya di sini. Kalau dia (warga negara lain) tidak bisa datang ke sini, tentu tidak ada lapangan kerja," ucap Erick. 

Direktur Jenderal Imigrasi Silmy Karim menyambut positif dukungan Erick. Silmy memiliki tiga fokus utama dalam 100 hari kerja pertama, yang meliputi pelayanan, digitalisasi, dan golden visa.

"Ketiga hal ini akan kita upayakan dalam 100 hari ke depan. Dengan dukungan Pak Erick, tadi kita sudah diskusi dan sudah didukung juga," kata Silmy.

Sebagai informasi,  Silmy Karim terhitung mulai 4 Januari 2023 diangkat menjadi Direktur Jenderal Imigrasi melalui Keputusan Presiden No.165/TPA 2022, setelah sebelumnya menjalani proses seleksi pejabat tinggi madya Direktorat Jenderal Imigrasi. 

Silmy mulai menjabat sebagai Direktur Utama Krakatau Steel sejak 6 September 2018. Selama lebih kurang 4 tahun 4 bulan, Silmy Karim telah memberikan banyak perubahan bagi kemajuan Krakatau Steel, mulai dari program restrukturisasi dan transformasi, menyelamatkan banyak aset Krakatau Steel, hingga peningkatan saham Krakatau Steel pada joint venture di PT Krakatau Posco dari 30 persen menjadi 50 persen.

Restrukturisasi yang dilakukan meliputi restrukturisasi utang, organisasi, serta bisnis berhasil dilakukan oleh manajemen dibawah kepemimpinan Silmy.  Alhasil organisasi Krakatau Steel saat ini pun semakin ramping dan terobosan bisnis yang dilakukan membawa Krakatau Steel pada perbaikan kinerja keuangan.