Kemenkes Ganti Makanan Tambahan Anak usai Ditegur Jokowi Soal Biskuit

ANTARA FOTO/Yudi/Lmo/rwa.
Kader posyandu menimbang berat badan balita di Aula Posyandu, Kampung Nelayan Sebrang Belawan, Medan, Sumatera Utara, Senin (16/1/2023).
27/1/2023, 19.15 WIB

Presiden Joko Widodo menyentil kementerian dan lembaga karena memberikan biskuit serta makanan instan sebagai makanan tambahan.  Oleh sebab itu, Kementerian Kesehatan pelan-pelan mulai mengganti pemberian biskuit dengan protein hewani seperti telur, ikan, daging, hingga susu.

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Maria Endang Sumiwi mengatakan peralihan jenis makanan tambahan ini sudah disiapkan di 16 kabupaten dan kota sejak tahun lalu. 

"Karena ingin melihat apakah metode baru ini bisa dilakukan atau tidak," kata Maria dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (27/1) dikutip dari Antara.

Dari hasil evaluasi awal, kader posyandu di 16 wilayah tersebut bisa memproduksi pangan olahan lokal untuk gizi anak. "Sehingga tahun ini (cakupan wilayahnya) akan lebih besar," katanya.

Sedangkan pengadaan pangan anak tersebut akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk 389 kabupaten dan kota dengan kemampuan fiskal rendah. Adapun, 124 kabupaten dan kota dengan kemampuan fiskal tinggi akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Maria juga menjelaskan alasan Kemenkes memberikan biskuit sebagai makanan tambahan anak sejak 2016. Hal tersebut karena kemampuan kader posyandu meyediakan makanan siap santap bergizi masih kurang.

Ia mengatakan pihaknya mempertimbangkan syarat pemenuhan gizi bagi tumbuh kembang anak. Saat itu, Kemenkes menganggap pemenuhan zat gizi yang kompleks yang bisa dipasok oleh pabrik.

Sedangkan, pemenuhan opsi pangan bergizi memerlukan usaha yang besar dari kader posyandu. "Sehingga saat itu dipilih pangan pabrikan karena ada standar yang harus dipenuhi," kata Maria

Sebelumnya, Jokowi melarang kementerian dan lembaga memberikan biskuit serta produk instan untuk anak. Jokowi memahami keputusan kementerian maupun lembaga memberikan biskuit ke balita lantara proses lelangnya terbilang lebih mudah daripada pengadaan protein hewani. Namun, ia mengingatkan bayi atau balita harus dikenalkan pada protein hewani.

"Kalau memberikan telur, ikan kan gampang busuk, cari mudahnya saja. Jangan dilakukan lagi," kata Presiden Jokowi dalam saluran resmi Sekretariat Presiden, Rabu (25/1).