Perjalanan Anies Baswedan saat maju di pemilihan kepala daerah atau Pilkada DKI Jakarta pada 2017 kembali mendapat sorotan. Saat itu Anies berpasangan dengan Sandiaga Uno maju diusung oleh Partai Gerindra. Salah satu isu yang mengemuka adalah adanya perjanjian utang piutang antara Anies dan Sandiaga.
Ihwal perjanjian utang piutang itu terungkap dari diskusi Wakil Ketua Umum Partai Golkar Erwin Aksa dengan Akbar Faizal di channel Youtube @AkbarfaizalUncensored yang diunggah Sabtu (4/2). Dalam wawancara berdurasi sekitar 56 menit itu Erwin sempat menyinggung kedekatannya dengan Anies di Pilkada DKI Jakarta. Saat itu Erwin menjadi orang kepercayaan Jusuf Kalla yang merupakan tokoh pendukung Anies maju dalam pilkada.
Dalam diskusi itu, Erwin mengungkap adanya kesepakatan antara Anies dan Sandiaga untuk saling berbagi peran dalam pemerintahan bila terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Dia menyebut perjanjian itu salah satunya membahas tentang pembagian peran antara Anies dan Sandiaga saat memimpin Jakarta.
“Memang saya melihat ada perjanjian gubernur tugasnya apa, wakil gubernur tugasnya apa dan itu atas saran Pak JK,” ujar Erwin dalam diskusi. Katadata.co.id sudah mendapat izin dari Erwin untuk mengutip pernyataannya dari youtube Akbar Faizal.
Selain adanya perjanjian politik, Erwin kemudian mengungkap juga ada perjanjian utang piutang antara Anies dan Sandiaga. Perjanjian itu terjadi lantaran Anies tidak memiliki dana yang cukup untuk menyiapkan logistik selama pemenangan pilkada 2024.
“Saya ikut drafting perjanjian itu, saya lihat perjanjian dan yang buat itu lawyer besar,” ujar Erwin.
Menurut Erwin perjanjian utang piutang antara Anies dan Sandi bernilai Rp 50 miliar. Erwin menjelaskan, sesuai komunikasi kemudian Sandiaga meminjamkan Anies uang dan tercatat dalam perjanjian di hadapan Rikrik Rizkiyana, yang menjadi pengacara Sandiaga saat itu.
“Intinya kalau tidak salah perjanjian utang piutang. Yang punya duit meminjami yang ga punya duit. Yang punya likuiditas kan Pak Sandi dan memberikan pinjaman kepada Pak Anies dan waktu itu putaran pertama kan lagi tertatih-tatih dan itu saya lihat,” ujar Erwin.
Katadata sudah meminta konfirmasi pada Sudirman Said yang menjadi juru bicara pemenangan Anies untuk Pilpres 2024 soal pernyataan utang piutang yang disampaikan Erwin Aksa. Hingga berita ini ditayangkan, Sudirman belum menjawab konfirmasi yang dilayangkan.
Sebelumnya, pada Senin (30/1) usai pengumuman dukungan dari Partai Keadilan Sejahtera untuk Anies di kawasan Bandara Soekarno Hatta, Sudirman mengatakan bahwa perjanjian utang-piutang antara Anies dan Sandi sebagai logistik pada Pilgub DKI Jakarta lunas. Menurut Sudirman perjanjian dianggap lunas saat Anies-Sandiaga menang di Pilkada karena menganggap Pilgub sebagai perjuangan bersama.