Presiden Joko Widodo mengatakan Nahdlatul Ulama atau NU telah menjaga negara dari ancaman gerakan-gerakan radikal. Menurutnya, NU merupakan organisasi Islam yang telah mengakar kuat di masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Presiden Widodo saat membuka Resepsi Puncak Satu Abad NU di Sidoarjo di Sidoarjo, Jawa Timur. Jokowi mengapresiasi upaya NU untuk membangun peradaban dunia yang lebih baik dan mulia.
"Termasuk menjaga diri dari politik identitas dan ekstremisme," kata Jokowi dalam saluran resmi Sekretariat Presiden, Selasa (2/7).
Selain itu, Jokowi mengatakan NU telah berkontribusi dalam menangani pandemi Covid-19. Seperti diketahui, NU memprioritaskan kebijakan penanganan krisis kesehatan saat pandemi Covid-19 menyerang
Sebelumnya, NU mendorong pemerintah untuk melakukan realokasi anggaran penanganan Covid-19 dan jaring pengaman sosial. Terakhir, sikap NU dalam menangani Covid-19 adalah meminta pemerintah untuk menunda pelaksanaan Pilkada 2020.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menilai NU merupakan organisasi Islam terbesar di dunia. Oleh karena itu, NU layak berkontribusi untuk masyarakat internasional.
Sebagai informasi, NU telah melakukan kegiatan internasional tahun lalu, yakni Religion 20 atau R20. Ajang tersebut mengundang pimpinan agama dunia untuk membicarakan masalah-masalah yang melanda dunia.
"Agama harus menjadi solusi dari masalah itu," kata Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf, Senin (20/6).
Gus Yahya menambahkan, menandai usianya yang ke-100, NU juga akan melakukan fundraising. Maksudnya, NU akan berupaya menggerakkan usaha-usaha ekonomi nyata.
"Jadi kita tidak mengharapkan bantuan dan sumbangan tapi dari usaha riil yang dibangun dengan mengembangkan ekonomi. Ada pangan, atau perkebunan," jelasnya.