Kebakaran besar terjadi di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara pada Jumat (3/3). Depo Plumpang merupakan salah satu objek vital sebagai pemasok utama Bahan Bakar Minyak (BBM) di Jabodetabek dan Jawa Barat.
PT Pertamina Patra Niaga fokus pada penanganan peristiwa kebakaran di Depo Plumpang dengan bekerjasama dengan berbagai pihak dan instansi.
Untuk memastikan kebutuhan BBM masyarakat di Jawa bagian barat tetap terpenuhi dengan baik, Pertamina telah mengaktifkan skema distribusi reguler, alternatif, dan emergency (RAE) dengan bantuan suplai dari Terminal BBM (TBBM) Tanjung Gerem, TBBM Cikampek, Fuel Terminal Bandung Group dan TBBM Balongan.
Adapun dalam menangani pemadaman, Pertamina bekerjasama dengan Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota (Sudin Damkar) Jakarta Utara. Selain itu, Pertamina secara intensif terus berkoordinasi dengan pihak KSAD, Kapolda, Wakil Walikota Jakarta Utara, dan aparat kepolisian.
"Pertamina berkomitmen akan memberikan penanganan yang terbaik bagi masyarakat yang terdampak," ungkap Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra, dalam keterangan resmi.
Peristiwa kebakaran di Depo Pertamina Plumpang terjadi pada Jumat sekitar pukul 20.20 WIB. Pipa bahan bakar minyak di kawasan Depo Plumpang di Jalan Tanah Merah Bawah RT012/09 Koja, Jakarta Utara, terbakar.
Kejadian ini menyebabkan 16 orang meninggal dunia, yang terdiri dari 14 orang dewasa dan dua anak-anak. Sedangkan, jumlah korban luka bakar yang telah dievakuasi ada sebanyak 49 orang dewasa dan satu anak-anak.
Untuk mengendalikan kobaran api, dikerahkan 18 unit pemadam kebakaran dengan bantuan BPBD, PLN, PMI, AGD, Dinas Perhubungan, Satpol PP, PSKB/Tagana, Polsek, serta Koramil.
Sebagai informasi depo BBM Pertamina di Plumpang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, memiliki kapasitas 5.000 kilo liter. Sebelumnya peristiwa serupa pernah terjadi pada 18 Januari 2009.
Atas kejadian kebakaran Depo BBM ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta PT Pertamina (Persero) bertindak cepat. Ia mengaku langsung menghubungi Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati untuk mendapatkan update terkini di lokasi kejadian.
"Saya sudah telepon Dirut Pertamina. Yang terpenting saat ini bagaimana Pertamina bersama sejumlah pihak segera bisa memadamkan api dan menyelamatkan korban serta warga sekitar," ujar Erick melalui keterangan tertulis Jumat (3/3).
Menteri BUMN juga meminta Pertamina mengusut tuntas peristiwa itu dan berkoordinasi secara intensif dengan kepolisian dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk melakukan tindakan tanggap darurat di sekitar lokasi kejadian.