Cerita Tokoh di Balik Rumah Sakit Darurat Covid-19 dan Kartu Prakerja

Katadata
Penyerahan penghargaan Katadata25 di Kantor Katadata.co.id, Jakarta, Kamis (13/4). Foto: Muhammad Zaenuddin.
13/4/2023, 21.25 WIB

Virus Covid-19 melanda Indonesia sejak awal 2020 yang berimbas terhambatnya aktivitas masyarakat. Kondisi ini memaksa segala lapisan masyarakat untuk bersama-sama ikut mengatasi efek yang diakibatkan pandemi Covid-19.

Sejumlah tokoh berada di balik perjuangan melawan dampak dari pagebluk Corona, mulai dari penyediaan Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet yang menampung banyak pasien hingga membantu masyarakat yang terdmpak Covid-19 seperti kehilangan pekerjaan dan membutuhkan bantuan. 

Lalu, bagaimana cerita mereka?

Pionir Kesehatan: Mayjen TNI Tugas Ratmono, Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Jakarta

Mayjen TNI Tugas Ratmono menceritakan bagaimana saat dirinya diberi tugas untuk membuat Wisma Atlet menjadi rumah sakit darurat Covid-19. Dia melakukan survei ke Wisma Atlet dan beberapa kali memerintahkan anak buahnya untuk memotret spot ruangan di Wisma Atlet.

Lantaran kondisi mendesak, akhirnya Rumah Sakit Darurat Covid-19 secepatnya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 23 Maret 2020. Rumah Sakit Darurat Covid-19 berada di bawah pimpinan oleh Mayjen TNI Tugas Ratmono.

Dia mengatakan, banyak tekanan saat menjadi koordinator RS Darurat Covid-19. Salah satunya bagaimana menjaga kerahasian data-data masyarakat agar tidak bocor dan tidak disalahgunakan. Tugas mengatakan dirinya selalu ditanyakan Jokowi mengenai laporan di RS Covid-19 Wisma Atlet.

"Tiap pagi harus laporan ke Presiden. bahkan tiga kali, siang kadang-kadang malam," katanya dalam acara Edisi Khusus Katadata25, Kamis (13/4). 

Dirinya juga menyebut kolaborasi sangat terasa sekali di mana kerja sama di antara lapisan masyarakat. Pemerintah, akademisi, dan masyarakat bersama-sama mendukung untuk mengatasi Covid-19.

Pionir Digital: Deni Purbasari dan Hengki Mardongan

Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja bercerita bagaimana membangun program kartu pekerja untuk membantu masyarakat yang bekerja terkena dampak Covid-19.

Sebagaimana diketahui, saat Covid-19 banyak pekerja yang terdampak oleh Covid-19 seperti pengurangan karyawan bahkan perusahaan-perusahaan yang tutup.

Kartu Prakerja diperuntukan untuk masyarakat agar bisa belajar secara daring untuk mengasah keterampilan. Sehingga masyarakat yang terdampak bisa membangun wirausaha atau mendapatkan kemampuan baru, yang setelah itu masyarakat mendapatkan bantuan uang. Namun banyak juga sebagian masyarakat yang memberikan komentar negatif. 

"Ketika belajarnya pakai video, kok hanya dari video. Kami diprasangkakan," katanya

Direktur Operasi Kartu Prakerja Hengki Mardongan Sihombing mengatakan banyak tantangan saat membangun Program Kartu Prakerja. Apalagi, waktu yang diberikan kepada tim Kartu Prakerja hanya tiga minggu saja. Dia mengatakan saat itu ada lima orang untuk membuat sistem.

"Kalau dibilang beban yang saya alami tekanan untuk membuat program ini terealisasi dalam tiga minggu," katanya.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail

Dalam rangka mengapresiasi para tokoh yang berkontribusi besar dalam penanganan pandemi Covid-19, Katadata menyajikan edisi khusus Katadata25. Sebanyak 25 tokoh atau lembaga kami sajikan dalam beragam konten informatif. Simak rangkaian lengkapnya di sini.