Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjadwalkan sidang etik perisetnya yakni AP Hasanuddin hari ini. Nama Hasanuddin ramai usai dirinya meluapkan kemarahan kepada Muhammadiyah atas penetapan 1 Syawal 1444 Hijriah pada 21 April 2023.
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko juga telah mengecek status kepegawaian Hasanuddin. Ia membenarkan status sang pegawai sebagai aparatur sipil negara di BRIN.
Laksana juga meminta maaf kepada Muhammadiyah atas perilaku anak buahnya. Dia mengimbau kepada periset BRIN untuk lebih bijak dalam menyampaikan pendapat di media sosial dan mengedepankan nilai yang berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.
"BRIN meminta maaf, khususnya kepada seluruh warga Muhammadiyah meskipun ini adalah ranah pribadi yang bersangkutan,” kata Handoko di Jakarta, Selasa (25/4) dikutip dari Antara.
Sebelumnya, komentar AP Hasanuddin viral di media sosial karena meluapkan kemarana kepada Muhammadiyah atas penetapan 1 Syawal. Muhammadiyah memang merayakan Lebaran satu hari sebelum tanggal yang ditetapkan pemerintah.
Hasanuddin juga menyebut organisasi tersebut disusupi Hizbut Tahrir dan mengancam membunuh anggota Muhammadiyah. Ia bahkan mengaku tak takur dilaporkan ke polisi atas ancamannya.
"Saya capek lihat pergaduhan kalian," katanya.
Belakangan, Hasanuddin menyesal telah melontarkan pernyataan tersebut. Dalam surat pernyataannya, ia mengaku ancaman dibuat secara sadar yang dilandasi rasa emosi saat media sosial pimpinannya di BRIN diserang warga Muhammadiyah atas unggahan soal 1 Syawal.