Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno berencana menindak para calo yang mendapatkan tiket konser dengan sistem bot, serta menjual kembali tiket-tiket tersebut dengan harga fantastis.
Sebanyak lebih dari 1,5 juta orang bertarung memperebutkan tiket konser grup musik rock asal Inggris, Coldplay. Padahal tiket yang tersedia hanya sebanyak 50.000 saja.
Sesaat setelah tiket ludes terjual bermunculan calo-calo yang menjual tiket lebih tinggi dari harga resmi. Melalui video yang beredar di Twitter, para calo ini berhasil mendapat tiket lewat sistem operasi otomatis, alias bot.
Seperti tiket Coldplay yang dijual oleh situs Kick Avenue, Numbered Seating (Cat 1) dihargai Rp60 juta, selisih Rp55 juta dari harga asli Rp5 juta. Mereka juga menjual tiket Cat 2 seharga Rp50 juta dan Cat 3 Rp9,5 juta. Padahal tiket aslinya hanya seharga masing-masing Rp4 juta dan Rp3,25 juta.
Beberapa calo bahkan tak segan mengaku sebagai “orang dalam” sehingga bisa mendapat tiket dalam jumlah banyak.
Mendapat banyak keluhan soal proses pemesanan tiket dan menjamurnya calo, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno akhirnya berkoordinasi dengan aparat agar aktivitas ilegal tersebut bisa diproses secara hukum.
“Supaya kepolisian bisa menindak tegas!” katanya saat ditemui di Balai Kota Semarang, Jumat (19/5) malam.
Sembari menunggu hasil koordinasi, Sandi meminta masyarakat untuk tidak membeli tiket dari sumber ilegal seperti calo. Banyak risiko yang dipertaruhkan, termasuk juga penipuan.
“Kepada masyarakat saya himbau untuk hati-hati. Beli tiket Coldplay yang valid bukan abal-abal,” ujarnya.
Selain menyarankan agar menghindari calo, Kementerian Pariwisata juga tengah berusaha mencari solusi lain untuk merespon antusiasme masyarakat menikmati Coldplay. Sandi mengusahakan negosiasi agar band yang digawangi Chris Martin ini dapat manggung lebih dari sehari.
“Jadi karena satu hari kurang, saya ingin berupaya untuk mengajak Coldplay nambah satu hari lag. Berdoa agar bisa nambah, paling tidak satu hari,” ungkap Sandi.