Mengintip Strategi PPP Gaet Pemilih Muda di Pemilu 2024

ANTARA FOTO/Syaiful Arif/nym.
Simpatisan dan bakal calon legislatif dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berjalan kaki saat pendaftaran bacaleg ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Minggu (14/5/2023).
Penulis: Ade Rosman
16/6/2023, 16.02 WIB

Partai Persatuan Pembangunan bukanlah partai baru di Indonesia. Berdiri sejak 1973 PPP sudah memiliki sejarah panjang mengikuti pesta demokrasi di Indonesia. Meski begitu PPP memiliki segudang pekerjaan rumah untuk bisa lolos di pemilu 2024. 

Berdasarkan survei sejumlah lembaga, PPP menjadi salah satu partai yang disebut berpotensi tak lolos ke parlemen pada pemilu 2024. Survei terbaru yang dirilis Litbang Kompas pada akhir Mei 2023, partai berlambang Ka’bah ini hanya meraup 2,9% suara, jauh di bawah ambang batas parlemen 4% yang ditetapkan dalam Undang-Undang tentang Pemilu. 

Meski diprediksi tak lolos, petinggi PPP tetap optimistis sukses pada pemilu 2024 mendatang, Dalam wawancara khusus bersama Katadata.co.id pada Senin (29/5), Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani mengatakan partainya bisa mengulang sukses meraup suara. Salah satu mendongkraknya adalah dengan menargetkan suara dari kaum muda yang menjadi konstituen terbesar pemilu 2024. 

"Kami tahu pada Pemilu 2024 akan didominasi kelompok muda. Mau tidak mau PPP dan semua partai memberikan atensi,” ujar Arsul. 

Menurut Arsul PPP punya strategi tersendiri untuk bisa memenangkan hati kaum muda. Arsul mengatakan meski hampir seluruh partai menarget kelompok muda namun PPP punya kekhasan sehingga bisa mengambil segmen berbeda. 

Wakil Ketua MPR itu mengungkapkan segmentasi pemilih muda yang dibidik PPP dalam Pemilu 2024 menyasar kelompok dekat dengan lingkungan keagamaan. Hal ini sejalan dengan filosofi dan partai yang berlandaskan islam. 

"Kalangan santri, para pelajar islam, dan lain sebagainya akan menjadi lebih fokus kami," kata Arsul.

Meski menyasar kelompok muda di lingkungan santri, PPP kata Arsul tetap memberi ruang pada mereka yang berada di luar ruang lingkup santri. Menurut Arsul PPP melakukan pendekatan berbeda dengan mengakomodir kelompok muda melalui unsur kesenian dan budaya. Hanya saja ia mengatakan PPP selektif dalam menyajikan hiburan dan kebudayaan. 

Di sisi lain, meski menyasar kelompok muda PPP kata Arsul tetap memprioritaskan perhatian pada pemilih konvensional yang sudah memiliki keterikatan dengan partai.  

"Pemilih tradisionalnya iya, tetapi memperluas garapannya tidak hanya pada yang usia atau generasi baby boomer. Jadi milenialnya termasuk Gen Z-nya kami garap," kata Arsul. 

Lalu bagaimana siasat PPP memenangkan hati pemilih di tengah ketatnya persaingan antar partai? Simak wawancara lengkap Katadata.co.id bersama Arsul Sani di artikel berikut.

 




Reporter: Ade Rosman