Di Agenda Apeksi, Anies Singgung Ketimpangan hingga Tata Ruang Jakarta

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/YU
Bakal calon presiden Anies Baswedan menyampaikan pidato dalam Temu Kebangsaan Relawan Anies di Tenis Indoor Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (21/5/2023).
13/7/2023, 17.29 WIB

Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hari ini berpidato di acara Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia. Di depan para wali kota, Anies menyinggung ketimpangan pembangunan. 

Ia sempat menunjukkannya dengan peta Indonesia di malam hari. Terlihat, titik terang di peta terpusat di Pulau Jawa, khususnya Jakarta dan Surabaya. Titik terang hanya terlihat di beberapa tempat di Pulau Sumatra dan Kalimantan, sedangkan di bagian timur Indonesia tidak ada titik terang sama sekali.

"Saya tidak menggunakan statistik, pakai ilustrasi ini saja. Dari situ terlihat ketimpangan yang luar biasa," kata Anies dalam Rapat Kerja Nasional Apeksi di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (13/7 seperti disiarkan dalam Kompas TV.

Anies membandingkan peta tersebut dengan peta malam hari di India. Ia menilai distribusi pembangunan lebih merata walaupun jumlah penduduk India lebih banyak atau hingga 1,3 miliar orang.

Oleh sebab itu, Anies menawarkan visi agar seluruh peta Indonesia di malam hari terang, khususnya di daerah perkotaan. Pasalnya, urbanisasi adalah keniscayaan.

dari data Apeksi, sebanyak 70% dari total penduduk akan tinggal di kota pada 2045. Anies mencatat saat ini total penduduk yang tinggal di perkotaan telah mencapai 57%.

Makanya ia mengatakan pembangunan perkotaan serius harus dilakukan sedini mungkin agar tidak mengulangi masalah yang ada di Jakarta. Salah satu contoh masalah yang dibawa Anies adalah tata ruang.

Anies mencatat sebanyak 30 juta penduduk di perkotaan tinggal di pemukiman yang tidak layak. Menurutnya, ketimpangan sosial paling tinggi terjadi di wilayah perkotaan.

Anies menyebutkan tingkat produktivitas di wilayah perkotaan masih rendah secara ekonomi. Hal tersebut tampak dari rendahnya penambahan penduduk kota ke kontribusi kota dalam perekonomian nasional.

Anies mengatakan setiap penambahan 1% penduduk perkotaan di dalam negeri hanya menaikkan 1,4% pertumbuhan ekonomi nasional. Namun penambahan 1% penduduk kota secara internasional akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sampai 3%.

"Saya menemukan kemiskinan ekstrem tidak di pelosok kota, tapi di Jakarta. Yang miskin ekstrem di sana, yang kaya ekstrem di sana," ujar Anies.

Di samping itu, Anies berpendapat pengembangan tata ruang DKI Jakarta membuat ruang terbuka di dalam Jakarta kini hanya 8%. Menurutnya, salah satu penyebabnya adalah pembangunan berorientasi mobil.

Anies menjelaskan konsep pembangunan sebelum pemerintahannya mengikuti lebar jalan. Menurutnya, izin pembangunan pencakar langit akan mengikuti lebar jalan. Semakin lebar sebuah jalan, semakin tinggi sebuah bangunan.

Anies menyatakan dirinya telah mengubah orientasi pembangunan menjadi berbasis transportasi umum. Izin bangunan tinggi hanya diberikan di sekitar terminal bus maupun stasiun kereta.

Alhasil, Anies berharap pembangunan bangunan tinggi akan terpusat di kawasan terminal bus maupun stasiun kereta hingga 10 tahun ke depan. Selain itu, masyarakat di Jakarta diharapkan cenderung memilih transportasi umum daripada kendaraan pribadi.

"Kami harapkan penduduk yang terlempar ke luar karena tidak mampu menjangkau rumah akan masuk kembali ke Jakarta," katanya.

Reporter: Andi M. Arief