Presiden Jokowi meminta para alumni penerima beasiswa LPDP untuk pulang ke Indonesia setelah menempuh pendidikan di luar negeri. Jokowi menekankan Indonesia di masa depan membutuhkan talenta-talenta yang baik.
Ia mengingatkan agar para alumni tidak mengendapkan ilmu yang sudah diperolehnya dari luar negeri untuk diri sendiri. "Yang paling penting pulang, pulang, pulang," ujarnya dalam acara LPDP Festival di Kasablanka Hall, Jakarta, Kamis (3/8).
Kata pulang diucapkannya berkali-kali meskipun di sisi lain dia mengakui negara lain menawarkan gaji yang lebih tinggi dari Indonesia. Negara lain juga kemungkinan memberikan fasilitas yang lebih bagus.
"Karena negara kita saat ini sangat membutuhkan anak-anak muda yang memiliki pemikiran dan visi ke depan yang lebih baik. Memang kita kurang SDM yang seperti itu," ujarnya.
Ia menyinggung Indonesia hanya punya waktu 13 tahun ke depan untuk memanfaatkan peluang kembali naik kelas menjadi negara berpenghasilan tinggi atau negara maju. Hal ini berkaitan dengan bonus demografi, atau limpahan penduduk usia produktif, yang tidak akan berulang.
Indonesia menurutnya tidak boleh menjadi negara seperti negara-negara Amerika Latin yang terjebak sebagai negara berkembang bertahun-tahun karena tidak bisa memanfaatkan peluang tersebut.
Menteri Keuangan Sri Mulyani yang hadir dalam acara yang sama dengan Jokowi menyatakan yang sama. Ia menyebut para alumni LPDP yang telah mengenyam pendidikan tinggi menjadi orang-orang yang akan memegang estafet masa depan Indonesia.
Ia melaporkan LPDP telah memberi beasiswa pendidikan untuk lebih dari 40 ribu pelajar di Indonesia. Ini belum termasuk beasiswa kolaborasi dengan Kemendikbud Ristek yang sudah mengalir ke 159 ribu penerima dan Kemenag sebanyak 20 ribu orang. Dengan demikian secara tidak langsung LPDP telah menyalurkan beasiswa ke lebih dari 200 ribu pelajar atau sekitar 0,1% penduduk Indonesia.
"Namun jika Indonesia ingin maju terus menjadi negara pendapatan tinggi menuju Indonesia emas 2045, 0,1% belum cukup. Jadi perjalanan dan tantangan kita masih besar dan harus terus kita kembangkan," ujarnya.