Mantan Ketua Umum Partai Golkar periode 2004 - 2009 Jusuf Kalla alias JK tak mempermasalahkan keputusan partai beringin yang menyatakan dukungan pada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Meski begitu JK mengingatkan bahwa putusan yang diambil tersebut berbeda dengan hasil Musyawarah Nasional Golkar pada 2019 lalu.
"Ya kalau sulit kan, orang Golkarnya juga itu melihat kenyataan yang ada," kata Jusuf Kalla di Markas Pusat PMI, Jakarta Selatan, seperti dikutip Selasa (15/8).
Menurut Jusuf Kalla pada Munas 2019 pengurus Golkar sepakat untuk memajukan Airlangga sebagai kandidat calon presiden 2024. Namun ia menilai Airlangga bisa saja menentukan sikap berdasar dinamika politik yang berkembang.
Ia pun berpandangan, setiap partai perlu berkoalisi dalam menghadapi Pilpres 2024. JK menyatakan menghargai keputusan Partai Golkar yang memilih masuk dalam barisan pendukung Prabowo.
"Kami menghargai hal tersebut, tinggal mereka menjalankan proses selanjutnya, bagaimana teknisnya," kata JK lagi.
Sebelumnya, Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional secara bersamaan menyatakan dukungan terhadap Prabowo sebagai calon presiden 2024 pada Minggu (13/8) lalu. Airlangga mengatakan, dukungan diberikan pada Prabowo lantaran Menteri Pertahanan tersebut tak dapat dipisahkan dengan partai Golkar.
"Prabowo Subianto lahir dari rahim Partai Golkar. Oleh karena itu beliau selalu mengikuti kegiatan di Partai Golkar, dan kekaryaannya tidak diragukan lagi. Ini egaliter, searah, sejalan, dan setujuan dengan Partai Golkar," kata Airlangga.
Senada dengan JK, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan juga mendukung keputusan Airlangga. Luhut mendorong semua pihak agar mendukung keputusan tersebut.
"Ya sudah ada keputusan, jadi jangan dibuat ada pihak lain yang akan didukung, apalagi masih shopping around. Ini sudah jelas," kata Luhut di Istana Kepresidenan, Senin (11/8).
Luhut meminta para kader Partai Golkar untuk fokus pada kompetisi legislatif pada Pemilu 2024. Pda Pemilu 2019, Partai Golkar tercatat meraup suara sebanyak 17,22 juta suara. Seluruh suara tersebut dikonversi menjadi 85 kursi di DPR dengan presentasi 12,31%. Luhut berharap agar jumlah kursi Partai Golkar pada Pemilu 2019 dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada Pesta Demokrasi tahun depan.