Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto beberapa kali menyinggung soal pengkhianatan saat deklarasi Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) hari ini di Jakarta.
Ia mengatakan tak masalah jika ia dibohongi dan dikhianati. Meski demikian, Prabowo berjanji tak akan melakukan hal yang serupa kepada orang lain.
"Boleh Prabowo dikhianati, asal jangan Prabowo bohong dan berkhianat," kata Prabowo di Jakarta, Sabtu (2/9) dikutip dari Antara.
Meski demikian, ia mengatakan hal tersebut tak ditujukan kepada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Hal yang paling penting menurutnya adalah rakyat akan memberikan keputusan.
"Sejarah mencatat siapa yang ada di atas jalan yang benar, siapa yang berkhianat kepada bangsa dan negara," katanya.
Usai acara, Prabowo mengomentari bergabungnya Muhaimin sebagai bakal calon wakil presiden Anies. Menteri Pertahanan tersebut mengatakan manuver PKB lompat koalisi merupakan bagian dari demokrasi.
"Demokrasi adalah suatu proses diskusi, bertemu, kadang-kadang berpisah, ya. Santai saja," kata Prabowo.
Meski demikian, ia mengatakan rakyat akan menilai setiap perbuatan dan ucapan pemimpinnya. "Rakyat tidak bisa dibohongi, semuanya kami serahkan kepada rakyat," katanya.
Prabowo juga tak sepakat bergabungnya Partai Gelora adalah penghiburan bagi Koalisi Indonesia Maju usai PKB hengkang. Gelora bergabung bersama Gerindra, Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Bulan Bintang (PBB). "Tidak ada pelipur lara," ujarnya.
Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar akan menggelar deklarasi calon presiden dan calon wakil presiden di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur hari ini. Pemilihan lokasi karena terinspirasi perjuangan arek surabaya pada 1945.
Sebelumnya, PKB menerima tawaran kerja sama politik yang diajukan Partai Nasdem untuk menduetkan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden di Pilpres 2024.
Keputusan tersebut ditetapkan usai rampungnya rapat pleno gabungan DPP PKB yang digelar di Kantor Dewan Pimpinan Wilayah PKB Jawa Timur, Jalan Menanggal, Surabaya, Jumat (1/9) sore.
"PKB menerima dengan baik tawaran Partai NasDem memasangkan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden, Anies-Muhaimin," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat PKB Muhammad Hasanudin Wahid di Kantor Dewan Pimpinan Wilayah PKB Jawa Timur.
Meski demikian, keputusan Nasdem ini membuat Partai Demokrat meradang. Ini karena Demokrat merasa Anies sudah sepakat untuk menggandeng Agus Harimurti Yudhoyono.