Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri resmi mengumumkan nama Mahfud MD menjadi calon wakil presiden Ganjar Pranowo, Rabu (18/10). Tujuan PDIP dan koalisi menggandeng Mahfud dinilai untuk mempertebal suara dari kalangan Nahdlatul Ulama atau NU di Jawa Timur.
"Upaya ini untuk mempertebal basis dukungan pemilih NU di Jawa Timur, meski elektabilitas Ganjar cukup tinggi di Jawa Timur," kata pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Nyarwi Ahmad kepada Katadata.co.id, Rabu (18/10).
Nyarwi menyatakan, pemilihan Mahfud juga menunjukkan PDIP bersama koalisinya Hanura, PPP dan Perindo menganggap pertarungan di Jawa Timur penting. "Ini menegaskan Jawa Timur menjadi basis yang penting untuk mencapai kemenangan Ganjar," kata dia.
Namun, Nyarwi menilai Mahfud memiliki kelemahan karena tak memiliki kekuatan struktural di NU. "Apakah sepenuhnya menjamin kemenangan? karena ada kelemahan juga pak Mahfud gak punya jaringan struktural di NU," kata Nyarwi.
Dia mengatakan, suara NU di Jawa Timur akan menjadi persaingan yang ketat dengan kubu Anies Baswedan- Muhaimin. "Mereka juga ingin menarik suara NU di Jawa Timur," kata dia.
Adapun pengamat politik Ahmad Khoirul Umam menyatakan mesin politik PDI Perjuangan diperkuat dengan terpilihnya Mahfud MD sebagai bakal calon wakil presiden mendampingi Ganjar Pranowo.
"Penentuan Mahfud MD sebagai cawapres dari Ganjar Pranowo akan memperkuat mesin politik PDIP dan Capres Ganjar Pranowo," katanya dikutip dari Antara.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) itu menjelaskan penentuan nama Mahfud MD, mempertegas keyakinan PDIP selama ini, bahwa mesin politik PDIP bisa optimal jika mesin politik nasionalisnya disandingkan dengan representasi kekuatan politik islam moderat.
"Figur Mahfud MD merepresentasikan kekuatan politik Nahdliyyin," ujarnya.
Meskipun kata dia, nama Mahfud MD pernah dipertanyakan kadar ke-NU-annya jelang Pilpres 2019 lalu. Tetapi, Mahfud termasuk figur yang telaten memelihara silaturahmi dengan para kiai sepuh, para santri dan jaringan pesantren di nusantara.
Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengatakan Mahfud MD merupakan seorang kader Nahdlatul Ulama. Gus Yahya mengatakan, pertemuannya dengan Mahfud MD mengikis keraguan masyarakat terkait status Mahfud di NU.
"Pertemuan ini untuk mengonfirmasi bahwa meskipun Pak Mahfud (itu) MD, tetapi Beliau NU," kata Gus Yahya dikutip dari Kompas pada Mei lalu.