Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang membidangi isu pertahanan menyetujui pengangkatan Jenderal TNI Agus Subiyanto sebagai Panglima TNI. Kesimpulan itu didapatkan usai rapat dengar pendapat umum (RDPU) pada Senin (13/11).
Selain menyetujui menunjukan Agus Subiyanto, komisi I DPR juga menyetujui pemberhentikan Laksamana TNI Yudo Margono. “Memberikan apresiasi atas dedikasinya,” ujar Meutya membacakan hasil rapat internal.
Meutya mengatakan, tak ada catatan tambahan dalam hasil yang dibacakannya itu. Namun pesan yang dititipkan pada Agus yakni netralitas TNI, profesionalitas prajurit, juga kesejahteraan prajurit. Agus merupakan calon tunggal Panglima TNI pengganti Yudo yang akan memasuki masa pensiun pada 26 November 2023.
Meutya mengatakan, tahapan selanjutnya yakni perwakilan Komisi I DPR akan mengunjungi kediaman Agus, sebagai syarat verifikasi faktual. Kemudian, Komisi I akan bersurat ke pimpinan DPR untuk mengagendakan pembicaraan di rapat Paripurna.
"Insyaallah diagendakan 21 November. Jadi untuk disahkan di Paripurna rencana 21 November," kata Meutya.
Dalam uji kelayakan dan kepatutan Agus menyampaikan sejumlah hal yang akan menjadi prioritas saat menjabat Panglima TNI. Agus menyebut visinya sebagai calon panglima ingin menjadikan TNI yang profesional, responsif, integratif, modern, dan adaptif (PRIMA) visi serupa juga diterapkan Agus Subiyanto untuk TNI Angkatan Darat.
"Dalam rangka membangun institusi TNI yang memiliki daya tahan dan daya gempur guna menghadapi serta mengatasi segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan yang akan membahayakan integritas bangsa dan negara," kata Agus saat menyampaikan visi dan misinya sebagai calon panglima TNI.
Dia melanjutkan bahwa TNI yang profesional diwujudkan dengan memastikan para prajurit terlatih dengan baik (well-trained), serta para prajurit dilengkapi dengan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang modern (well-equipped). "Pemenuhan alutsista yang modern, perlengkapan peperangan, dan satuan dengan mempertimbangkan tipologi penugasan merupakan fokus pembinaan profesionalisme TNI," kata Agus Subiyanto.
Kemudian, Agus menyebutkan aspek-aspek lain menyangkut upaya peningkatan profesionalisme TNI serta terkait tata kelola organisasi yang baik (well-organized), dan kesejahteraan prajurit (well-paid). Kemudian, terkait visi TNI yang responsif, Agus menyinggung beberapa isu, seperti potensi konflik di Laut China Selatan, Papua, Pemilu 2024, dan bencana alam.
Dalam penyampaian visi dan misi, Agus juga menyampaikan rencana yang akan diambil dalam menangani masalah di Papua. Agus mencanangkan pendekatan smart power, yaitu kombinasi antara hard power, soft power, dan diplomasi.
Ia menyebut hard power dilakukan melalui siaga tempur untuk menghadapi kombatan dalam rangka penegakan hukum. Selanjutnya soft power dengan mendukung pelaksanaan percepatan pembangunan kesejahteraan di Papua.
“Pendekatan soft power tersebut sepatutnya dilakukan secara bersama-sama, bersinergi antara TNI dengan semua kementerian, lembaga, dan pemangku kepentingan terkait," kata Agus.
Visi dan misi Agus Subiyanto sebagai calon panglima TNI itu merupakan rangkaian uji kepatutan dan kelayakan di Komisi I DPR RI. Usai uji kepatutan dan kelayakan tersebut, Komisi I mendalami visi dan misi yang disampaikan Agus. Agus Subiyanto menjadi calon tunggal panglima TNI yang diusulkan Presiden Joko Widodo ke DPR RI untuk menggantikan Laksamana TNI Yudo Margono yang purnabakti pada tanggal 26 November 2023.