Anies Sebut Pembangunan IKN Timbulkan Ketimpangan Baru, Apa Alasannya?

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Bakal calon presiden Anies Baswedan menyampaikan materi saat menghadiri US-Indonesia Investment Summit di Jakarta, Selasa (24/10/2023).
Penulis: Ade Rosman
23/11/2023, 00.01 WIB

Calon presiden yang diusung Koalisi Perubahan Anies Baswedan berpendapat proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara akan menimbulkan ketimpangan baru di sekitarnya. Pandangan itu disampaikan Anies saat hadir dalam acara Dialog Terbuka Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (22/11).

Mulanya, Anies ditanya oleh salah seorang panelis yakni Siti Zuhro mengenai pendapatnya tentang apakah IKN prospektif untuk Indonesia. Anies mengatakan, pembangunan kota baru tak akan menghasilkan pemerataan baru. Menurut Anies, pembangunan kota baru justru memunculkan ketimpangan dengan daerah sekitarnya.

"Ketika tujuan membangun kota baru dan ibu kota baru adalah dengan alasan pemerataan, maka itu tidak menghasilkan pemerataan yang baru, mengapa? Karena itu akan menghasilkan sebuah kota baru yang timpang dengan daerah-daerah di sekitarnya," kata Anies dalam acara tersebut.

Anies menganalogikan, membangun satu kota di tengah hutan itu sesungguhnya menimbulkan ketimpangan yang baru. Ia menilai, pembangunan ibu kota baru tak berkaitan dengan tujuan pemerataan pembangunan yang diharapkan. 

“Kami melihat di sini problem, karena itu ini harus dikaji secara serius karena tujuan kita Indonesia yang setara, Indonesia yang merata, argumennya sama, tapi menurut kami langkahnya bukan dengan membangun satu kota, tapi justru dengan membesarkan seluruh kota yang ada di seluruh Indonesia," kata Anies.

Calon presiden dengan nomor urut 1 itu mengatakan, bila pemerintah serius dalam upaya pemerataan maka seharusnya dilakukan pengembangan dari kota kecil ke skala menengah. Selanjutnya kota skala menengah dikembangkan menjadi kota besar dengan cara diberikan program.

"Menurut kami langkahnya bukan membangun satu kota, tapi justru dengan membesarkan semua kota yang ada di Indonesia," kata Anies. 

Adapun, dialog terbuka Muhammadiyah  serangkaian dialog dengan tiga calon presiden dan wakil presiden yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Dua pasang kandidat lainnya pun akan mengisi agenda tersebut dalam dua hari ke depan. Pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD akan mengisi pada Kamis (23/11) di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Lalu pada Jumat (24/11) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan mengisi dialog yang berlokasi di Universitas Muhammadiyah Surabaya. 

Pendapat Berbeda Tim Ganjar

Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo - Mahfud MD, Arsjad Rasjid tak sependapat dengan Anies. Arsjad  menyebutkan pemindahan ibu kota negara ke IKN Nusantara merupakan simbol pemerataan pembangunan di Indonesia. Menurut Arsjad IKN merupakan penggambaran masa depan Indonesia pada 2045 yang dibangun sejak sekarang.

“Ibu kota negara itu merupakan simbolik bahwa pembangunan Indonesia itu tidak boleh lagi Jawa sentris, tetapi Indonesia sentris, itu simbolis," kata Arsjad di Gedung High End, Jakarta Pusat, Rabu (22/11).

Menurut Arsjad siapa pun pemerintahan yang terpilih fokusnya harus memastikan pemerataan pembangunan terjadi. Ia mengatakan, ekosistem pembangunan ke depan di beberapa daerah harus dipastikan dalam pemerataan tersebut. Hal itulah yang membuat visi dan misi Ganjar - Mahfud lebih memprioritaskan visi pembangunan yang berdampak jangka panjang. 

Pemindahan ibu kota negara ke IKN Nusantara merupakan salah satu program prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo. Jokowi menargetkan pada akhir pemerintahannya ia bisa menggelar upacara tujuh belas agustus di IKN Nusantara. Saat itu Jokowi menargetkan pusat pemerintahan sudah pindah ke IKN Nusantara.  

Reporter: Ade Rosman