Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo memaparkan cara mereka memperbanyak pabrik ponsel dan laptop di Indonesia jika terpilih. Hal ini mengingat impor ponsel mencapai Rp 30 triliun sepanjang tahun lalu.
Anies menyampaikan, ada dua cara mengurangi impor HP dan laptop. Pertama, meningkatkan kualitas manusia dan inovasi di sektor teknologi informasi.
“Caranya, mendatangkan pakar dari negara lain,” kata Anies saat debat capres, Minggu (4/2). Kedua, memprioritaskan investasi padat karya.
Ia juga menyampaikan bahwa yang membangun pabrik gadget di Indonesia haruslah swasta atau BUMN. Sementara itu, pemerintah berfokus pada perizinan dan insentif seperti pajak.
Calon presiden atau capres nomor urut 2 Prabowo Subianto juga mengungkapkan dua cara untuk memperbanyak pabrik gawai dan mengurangi impor. Keduanya yakni:
1. Mempercepat pembangunan pabrik gadget
“Kalau itu hanya Rp 500 miliar, ya bangun pabriknya segera,” ujar Prabowo.
2. Mendorong pengembangan SDM
“Kami ingin memberikan beasiswa kepada 10 ribu orang di bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics,” Prabowo menambahkan.
Sementara itu, Ganjar menyampaikan bahwa sudah ada pabrik gadget di Semarang. Menurut dia, pemerintah perlu membantu perusahaan-perusahaan seperti ini.
Selain itu, menggandeng perusahaan global untuk membangun pabrik di Indonesia. “Di India pernah dilakukan. Jadi ada transfer pengetahuan,” katanya.