Program makan siang gratis dinilai menjadi salah satu faktor pengerek suara Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka dalam Pemilu 2024. Bagaimana paslon ini merealisasikan program itu?
"Kampanye makan siang dan susu gratis sangat relevan di saat para pemilih di Indonesia mayoritas berada di tingkat pendidikan masih rendah dan tingkat ekonomi masih miskin," kata Pakar politik Universitas Al Azhar Ujang Komarudin kepada Katadata.co.id, Jumat (16/2).
Berikut rincian latar belakang pendidikan penduduk Indonesia menurut data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil alias Dukcapil per Juni 2022:
Ujang menduga Prabowo mulai membaca dan mempelajari model kampanye efektif pada Pilpres 2024. Berbeda dengan Pilpres 2014 dan 2019 yang menurut dia cenderung konservatif dan tidak menawarkan program unggulan yang menyasar rakyat kelas menengah ke bawah.
"Pengalaman Prabowo tiga kali maju dalam Pilpres dan kalah. Saat ini membuat program dengan daya jangkau untuk menarik kelompok mayoritas," ujar Ujang.
Pakar politik Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN Wasisto Raharjo Jati menilai, program makan siang dan susu gratis mudah diingat oleh masyarakat.
"Saya pikir memahami kebutuhan pemilih sangat kompleks. Namun paling tidak, kedua hal itu berkaitan dengan logistik pangan yang menjadi kebutuhan wajib masyarakat," ujar Wasisto.
Tim Kampanye Nasional atau TKN Prabowo - Gibran menyampaikan, sebagian sumber pendanaan program distribusi awal makan siang dan susu gratis akan mengambil porsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN 2025. Dengan begitu, program ini bisa direalisasikan mulai 2025.
TKN juga sudah menemukan beragam pendanaan alternatif untuk memastikan program makan siang dan susu gratis segera berjalan, jika Prabowo - Gibran terpilih dalam Pilpres 2024.
Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo - Gibran, Drajad Wibowo menyampaikan bahwa sumber pendanaan alternatif tersebut berasal dari putusan sejumlah kasus yang menjadi hak negara total Rp 90 triliun.
Selain itu, TKN menghitung ada potensi pendanaan Rp 116,4 triliun dari perubahan satu peraturan tertentu. "Ini hitungan pertengahan 2023. Sekarang kemungkinan lebih besar," ujar Drajad kepada Katadata.co.id, Jumat (16/2).
Mereka juga menemukan tiga sumber pendanaan lain yang berpotensi lebih besar dari sumber alternatif lainnya. "Tapi belum bisa diungkapkan," ujarnya.
Politisi Partai Amanat Nasional atau PAN itu menjelaskan, program makan siang dan susu gratis kepada 82,9 juta orang akan berjalan secara bertahap sampai 2029.
"APBN 2025 itu masih pemerintahan Pak Jokowi. Jadi idealnya ada pembahasan bersama supaya pos bisa masuk. Mulai APBN 2025, bertahap hingga cakupan 100% kepada 82,9 juta orang pada 2029," kata Drajad.