Ragam Ulah Caleg Gagal, Tutup Akses Jalan hingga Tarik Kembali Bantuan

ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/nz
Ilustrasi, warga menggunakan hak pilihnya pada pemungutan suara lanjutan Pemilihan Umum 2024 di TPS 26 Batu Selicin, Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (24/2/2024).
Penulis: Agung Jatmiko
27/2/2024, 16.35 WIB


Pemilu selalu diwarnai cerita para calon legislatif atau caleg yang gagal terpilih. Tak terkecuali pada Pemilu 2024, yang memperebutkan 20.462 kursi di lembaga legislatif beragam tingkatan mulai DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota.

Perhitungan suara real count dalam pemilihan umum masih terus berlangsung. Namun, para caleg sudah mampu memperkirakan perolehan suara mereka.

Pertarungan merebut kursi di legislatif ini lumayan berat. Tingkat DPR terdapat 84 daerah pemilihan atau dapil, dengan jumlah kursi yang diperebutkan sebanyak 580 kursi. Kemudian, untuk DPRD Provinsi terdiri dari 301 dapil, dengan total 3.702 kursi. Terakhir untuk DPRD tingkat kabupaten/kota terdapat 2.325 dapil, dengan jumlah kursi yang diperebutkan mencapai 17.510 kursi.

Selain terbatasnya jumlah kursi yang diperebutkan di tiap tingkatan legislatif tersebut, para caleg juga mengeluarkan dana yang tidak sedikit ketika maju dalam Pemilu 2024.

Menurut riset Prajna Research Indonesia, modal yang disiapkan oleh caleg anggota DPR berkisar antara Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar. Sedangkan, untuk menjadi caleg anggota DPRD Provinsi, modal yang dikeluarkan bisa Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar, dan untuk DPRD kabupaten/kota berkisar antara Rp 250 juta hingga Rp 300 juta.

Dengan nominal minimum modal yang dikeluarkan tersebut, tak heran ada beberapa caleg, baik untuk tingkat DPR, DPRD Provinsi, maupun DPRD kabupaten/kota yang mengalami stres ketika tidak terpilih.

Bahkan, tak jarang kekecewaan para caleg yang gagal tersebut dilampiaskan langsung ke masyarakat, dengan tindakan-tindakan di luar nalar. Beberapa di antaranya justru menjurus ke tindak kriminal, seperti perusakan, atau mengganggu ketertiban umum.

Berikut ini beberapa contoh ulah para caleg yang gagal terpilih atau kecewa karena perolehan suaranya jeblok di suatu wilayah, dilansir dari berbagai sumber. Umumnya, adalah caleg untuk pemilihan legislatif tingkat DPRD provinsi dan kabupaten/kota.

1. Menutup Akses Jalan Warga

Penutupan akses jalan karena kecewa perolehan suara rendah dilakukan oleh caleg dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bernama Marselus Budo Bata. Ia memerintahkan simpatisannya menutup akses jalan dua desa, yaitu Desa Nuamuri dan Desa Wolokelo.

Aksi penutupan akses tersebut, diunggah oleh akun TikTok @statusbaper21, dengan caption "efek tidak gol, caleg DPRD tutup jalan tol".

Tak pelak aksi penutupan yang dilancarkan Marselus ini menuai protes dari warga, karena jalan tersebut merupakan satu-satunya akses yang menghubungkan dua desa.

Untuk mencegah terjadinya konflik, aparat Desa Nuamuri, Desa Wolokelo, dan Camat Kelimutu, melakukan mediasi didampingi oleh Danramil Wolowaru, serta Kapolsek Wolowaru.

Mediasi yang dilakukan di rumah Marselus tersebut, belum membuahkan hasil yang positif, sebab Marselus tetap enggan membuka pagar batu bata yang menghalangi akses jalan. Saat ini, warga yang hendak melintas hanya bisa melaluinya dengan berjalan kaki.

Marselus merupakan kader PSI yang maju menjadi caleg DPRD Kabupaten Ende. Berdasarkan rekapitulasi suara sementara, ia meraup 595 suara di Dapil Kabupaten Ende 4.

2. Merusak Rumah Tetangga

Perusakan properti akibat kecewa perolehan suara di Pemilu 2024 yang rendah, dilakukan oleh Lalu Zulyadaini. Ia merupakan kader PSI yang maju sebagai caleg DPRD Lombok Tengah.

Lalu Zulyadaini diberitakan merusak rumah tetangganya karena kecewa dirinya kalah di TPS wilayahnya, di Kecamatan Praya, Lombok Tengah. Aksi perusakan tersebut terjadi beberapa jam usai pencoblosan, yakni Rabu (14/2) malam.

Ia merusak kaca jendela tetangganya karena perolehan suara di TPS dekat rumahnya, Dusun Pedukuhan Kangi, Desa Penujak, Kecamatan Praya Barat, jauh lebih sedikit dibandingkan caleg lain. Saat itu, ia hanya mendapat 57 suara. Sementara, caleg dari Partai Golkar mampu memperoleh 97 suara.

Perusakan ini menjadi viral ketika korban, yang masih kerabat Lalu Zulyadaini, memvideokan aksi tersebut. Meski demikian, ulah caleg PSI tersebut tidak berujung pada tindakan hukum, karena korban telah mencabut tuntutannya, setelah menandatangani surat perdamaian, dan menerima ganti rugi.

Berdasarkan rekapitulasi suara sementara yang diunggah di situs KPU, pada Sabtu (24/2), Lalu Zulyadaini memperoleh 173 suara. PSI sendiri, hanya mampu meraup 376 suara di Pileg DPRD Lombok Tengah.

3. Menarik Bantuan

Pemberian bantuan memang kerap menjadi alat untuk menarik simpati masyarakat jelang Pemilu. Tak jarang caleg yang memperoleh suara minim atau tidak puas atas hasil perhitungan suara, kemudian menarik kembali bantuannya. Berikut ini beberapa kejadian penarikan bantuan oleh caleg di Pemilu 2024.

  • Nusa Tenggara Barat

Caleg DPRD Privinsi Nusa Tenggara Barat dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Baiq Sri Ratna Puspa Riani diberitakan menarik sumbangan semen untuk pembangunan masjid di Dusun Selebung 1, Desa Selebung, Lombok Tengah. Penyebabnya, karena ia hanya mendapatkan tiga suara di TPS yang berlokasi tidak jauh dari masjid tersebut.

Mengutip Detik Bali, tim sukses Baiq Ratna baru mengambil tiga dari 30 sak semen yang disumbangkan ke masjid tersebut. Penarikan bantuan terhenti karena banyak warga yang menonton, sehingga timses tidak ingin memicu kegaduhan lebih lanjut.

Berdasarkan rekapitulasi suara sementara yang diunggah di situs KPU, per Selasa (27/2), Baiq Ratna hanya mendapatkan 1.199 suara di Dapil Nusa Tenggara Barat 7. Dengan progress perhitungan suara yang telah mencapai 78,72%, ia gagal terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat.

  • Banyuwangi

Kejadian penarikan kembali bantuan yang sudah diberikan terjadi di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, Jawa Timur. Mengutip video yang diunggah di kanal KompasTV di YouTube, sejumlah warga menyaksikan penarikan material paving yang sebelumya disebut merupakan bantuan dari salah satu caleg.

Paving blok tersebut ditarik kembali karena caleg yang dimaksud tidak mendapatkan dukungan suara dari masyarakat Desa Jambewangi. Berdasarkan keterangan warga, material paving tersebut ditarik oleh tim caleg dari Partai Nasional Demokrat atau Partai Nasdem.

Mengutip Kompas.com, warga setempat mengatakan, material paving diambil kembali karena perolehan suara caleg Partai Nasdem yang dimaksud, tidak begitu banyak di TPS desa tersebut.

Ketua DPD Partai Nasdem Banyuwangi Supriadi Karima Syaifullah mengatakan, dirinya telah mengkonfirmasi kejadian tersebut kepada caleg yang dimaksud warga, yakni Ratih Nur Hayati, yang memang maju sebagai caleg DPRD Kabupaten Banyuwangi dapil Banyuwangi 7.

"Ratih tidak merasa menarik, bahkan tidak merasa dropping paving," kata Supriadi, beberapa waktu lalu, dikutip dari Kompas.com.

4. Membongkar Makam

Caleg DPRD Kabupaten Donggala asal Partai Golongan Karya berinisial MR diberitakan memerintahkan sebuah yang berada di tanah miliknya untuk dibongkar dan dipindahkan.

Makam tersebut, diketahui merupakan salah satu kerabatnya. Mengutip Radar Sulteng, keluarga almarhum telah meminta izin kepada MR tiga tahun silam untuk menggunakan lokasi tersebut untuk memakamkan.

"Waktu keluarga kami meninggal tiga tahun lalu, kami meminta izin agar memberikan lokasinya dijadikan tempat penguburan keluarga kami dan MR memberi izin. Tapi tiba-tiba sekarang disuruh memindahkan kuburan yang sudah tiga tahun, dia tidak anggap lagi kita keluraga," kata salah satu keluarga almarhum, dikutip dari Radar Sulteng.

Caleg Partai Golkar tersebut diduga kecewa, sebab tidak dipilih oleh keluarganya sendiri dalam Pemilu 2024 lalu. Atas perintahnya, keluarga almarhum akhirnya membongkar dan memindahkan jasad ke pemakaman umum yang berdekatan dengan tanah milik MR.

Sebagai informasi, diketahui MR merupakan salah satu caleg Partai Golkar dari Dapil 1 Donggala. Berdasarkan data yang ditampilkan KPU, inisial tersebut cocok dengan nama Mochamad Ridwan.

Dari hasil rekapitulasi suara sementara, pada Selasa (27/2), ia hanya memperoleh 458 suara. Dengan progress perhitungan suara telah mencapai 81,48%, MR dipastikan gagal lolos menjadi anggota DPRD Kabupaten Donggala.

5. Teror Petasan

Aksi teror menggunakan petasan dilakukan oleh caleg DPRD Kabupaten Subang bernama Ahmad Rizal. Ulah caleg dari Partai Nasdem ini disebabkan karena perolehan suaranya di Dapil Subang 4 rendah.

Ia diberitakan memerintahkan pendukungnya untuk menyalakan petasan jumbo di atas menara masjid di Tegalkoneng, Desa Tambakjati, Kecamatan Patokbeusi, Subang. Selain itu, ia juga memerintahkan pendukungnya untuk menyalakan petasan di sejumlah titik, terutama di wilayah yang perolehan suaranya kecil.

Sejumlah warga mengaku resah karena terganggu suara petasan jumbo yang sporadis dilakukan siang dan malam. Bahkan, ada warga yang sempat dirawat di rumah sakit karena diduga terdampak dari dentuman petasan jumbo tersebut.

Mengutip BeritaSatu.com, Ahmad membantah petasan yang dinyalakan di sejumlah titik di Tegalkoneng merupakan bentuk kekecewaannya karena gagal terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Subang. Ia menjelaskan, petasan tersebut dinyalakan oleh pendukungnya, yang meyakini dirinya meraih suara terbanyak dan mengklaim akan menang pada pemilihan anggota legislatif.

Selain menyalakan petasan jumbo, Ahmad juga diberitakan membongkar jalan yang sebelumnya ia bangun wilayah bernama Blok Jambu, saat dirinya menjadi anggota DPRD Kabupaten Subang periode 2014-2019.

Ahmad menjelaskan bahwa jalan tersebut dibangun menggunakan dana pribadinya, dan tidak menggunakan dana aspirasi, seperti yang selama ini diberitakan. Pembongkaran dilakukan karena saat jalan tersebut dibangun, telah ada kesepakatan dengan warga setempat, bahwa jika suaranya jelek di Blok Jambu maka bantuan akan ditarik.

"Soal pembongkaran, itu memang sudah ada kesepakatan dan janji bersama warga Blok Jambu sepenuhnya memilih saya. Namun, saya waktu itu mengatakan jika suara saya jelek saya angkat lagi, terus dijawab sama mereka 'oke siap'. Ternyata suara saya hanya 40, jadi saya tagih janjinya," kata Ahmad.

Berdasarkan data rekapitulasi sementara yang diunggah di situs KPU pada Senin (26/2), Ahmad Rizal memperoleh 431 suara. Perolehan suara kemungkinan besar akan meningkat, karena progress perhitungan sementara di Dapil Subang 4 baru mencapai 21,81%.