Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak ke Melbourne, Australia untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) sekaligus peringatan 50 tahun hubungan ASEAN-Australia. Jokowi bersama rombongan terbatas berangkat dari Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Senin (4/3), siang.
Sebelum menaiki pesawat kepresidenan, Jokowi mengatakan dirinya akan berada di Australia hingga Rabu (6/4). Di sana, Jokowi akan membawa misi soal kerja sama penguatan integrasi ekonomi, transisi energi, dan transformasi digital.
"Serta kemajuan paradigma kolaborasi dan penghormatan hukum internasional secara konsisten, termasuk dalam isu Palestina," kata Jokowi.
Selain menghadiri KTT Asean Australia, Jokowi juga berencana untuk menghadiri pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese, PM Selandia Baru Christopher Luxon dan PM Kamboja Hun Manet.
Jokowi mengatakan, pertemuan bilateral dengan tiga pimpinan negara itu menyasar pada pengembangan kendaraan listrik dan transformasi digital. "Pemerintah akan dorong agar kerja sama ini terjadi dan dilaksanakan secepatnya. Juga yang berkaitan dengan transformasi digital." ujar Jokowi.
Australia sebelumnya mengucurkan komitmen pendanaan senilai US$ 95,4 juta atau sekira Rp 1,4 triliun untuk mendukung tiga inisiatif kerja sama dengan ASEAN. Tiga inisiatif tersebut seluruhnya mengacu pada kegiatan kerja sama bisnis dan perdagangan.
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, memaparkan besaran dana tersebut ditujukan untuk membentuk kelompok kerja (pokja) yang beranggotakan perwakilan pihak sektor swasta dan pemerintah.
Pokja itu bertugas untuk mengidentifikasi peluang pengusaha atau investor Australia guna mendukung proyek potensial di ASEAN. "Tim ini akan mengembangkan sejumlah proyek yang siap untuk investasi, dan memberikan saran kepada investor Australia mengenai berbagai hal, mulai dari persetujuan peraturan hingga menemukan mitra komersial lokal," kata Albanese saat memberikan sambutan di ASEAN Indo-Pasific Forum (AIPF) di Jakarta, Rabu (9/6).
Inisitif selanjutnya adalah program pertukaran wirausaha Australia dan Asia Tenggara. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan perdagangan dua arah antar kawasan. Komitmen dari Australia juga ditujukan untuk melaksanakan program pertukaran pengusaha muda antar kawasan untuk membangun perjanjian bisnis jangka panjang.
Australia sedang membidik kerja sama di sektor sumber daya mineral dan infrastruktur energi terbarukan. PM Australia menganggap dua sektor itu sebagai pilar pertumbuhan ekonomi masa depan di kawasan.
"Kami siap menggunakan kekuatan kami untuk pengembangan mineral penting, serta sumber daya matahari dan angin yang melimpah untuk mendukung transisi energi yang aman dan stabil," ujarnya.