Gudang Peluru TNI Meledak, Panglima akan Benahi Penyimpanan Amunisi

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom.
Personel Kompi Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) Zeni TNI AD berusaha menjinakkan material diduga sisa bahan peledak dan amunisi dampak dari ledakan Gudang Munisi Daerah (Gudmurah) Kodam Jaya Ciangsana yang terlempar hingga perumahan Cluster Visalia di Perumahan Kota Wisata, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (31/3/2024).
31/3/2024, 15.34 WIB

Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal TNI Agus Subiyanto akan mengevaluasi standar operasional prosedur (SOP) penyimpananan amunisi militer. Ini agar kejadian ledakan gudang peluru di Ciangsana, Kabupaten Bogor tak terulang lagi.

"Kami akan lebih cepat jika amunisi sudah terkumpul, pemeriksaan kami percepat, segera kami disposal (buang)," kata Agus usai meninjau lokasi ledakan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (31/3) dikutip dari Antara.

Percepatan waktu pembuangan akan dilakukan karena amunisi kedaluwarsa sensitif dan berpotensi meledak. "Kami masih tahap pemeriksaan. Nanti kalau sudah diputuskan Pangdam Jaya, baru disposal," katanya.

Kedatangan Agus untuk memastikan kebakaran akibat dampak ledakan tersebut bisa diatasi. Ia mengatakan kebakaran sudah berhasil dikendalikan sejak Minggu (31/3) jam 03.45 WIB.

Selain itu, ia juga menyampaikan instruksi yang diberikan Presiden Joko Widodo. "(Presiden berpesan) apabila ada yang terdampak, segera diselesaikan," kata Agus di Kabupaten Bogor, Minggu (31/3).

Agus juga mengatakan Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin akan membantu penanganan kebakaran gudang munisi tersebut. "Apabila ada kerugian, kerusakan di rumah masyarakat," katanya.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu juga menjelaskan dugaan penyebab ledakan gudang peluru. Agus mengatakan ledakan tersebut akibat amunisi yang sudah kedaluwarsa.

Dia mengatakan amunisi kedaluwarsa itu sebenarnya akan dibuang di Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat. "Tentunya melalui pemeriksaan dan sebagainya," katanya.

Pangdam Jaya Mayjen TNI Mohamad Hasan memperkirakan, penyebab ledakan adalah amunisi dan bahan peledak kedaluwarsa yang berusia lebih dari 10 tahun.

Reporter: Antara