Kementerian Kesehatan mencatat penerimaan dana hibah dari luar negeri alias foreign grant commitment sekitar US$ 931,7 juta atau setara Rp 15,2 triliun. Angka ini berdasarkan perhitungan dari 2021 hingga 2025.
Mayoritas hibah ini, atau setara 47,7% digunakan untuk implementasi program, bantuan masyarakat, alat kesehatan, hingga manajemen. Jumlahnya mencapai US$ 131,8 juta atau setara Rp 2 triliun.
“Kami tahu bahwa dana hibah dari asing memberikan manfaat sebagai sumber dana yang strategis, memberikan fleksibilitas dalam penggunaannya, serta mengatasi keterbatasan pembiayaan,” kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam acara Indonesia Health Partners Meeting 2024, dipantau dari YouTube Kementerian Kesehatan, Rabu (26/6).
Selain itu, 26,4% dana hibah, yaitu senilai US$ 72,8 juta atau Rp 1 triliun digunakan untuk jasa. Hal ini terdiri dari pelayanan asistensi teknis di wilayah, implementasi program konsultan, hingga bahan pembiayaan.
Selanjutnya, 25,9% dana hibah, yaitu senilai US$ 71,6 juta atau Rp 1 triliun dipakai untuk barang kesehatan. Misalnya untuk vaksin, alat kesehatan, alat laboratorium, dan barang habis pakai lainnya.
Dante menjelaskan ada 30 negara donatur internasional yang berkontribusi dalam memajukan layanan kesehatan Indonesia. Pada 2023, Indonesia menerima total hibah US$ 276,2 juta atau setara Rp 4,1 triliun.
“Kemenkes berterima kasih atas dukungan dari seluruh mitra strategis untuk mencapai agenda transformasi kesehatan,” kata Dante.
Dante memberi tiga contoh hasil kerjasama dengan negara-negara tersebut. Pertama penanganan tuberkulosis di Indonesia. Pada 2023, Indonesia melaporkan lebih dari 816 ribu kasus, tertinggi sepanjang sejarah.
Ada lima lembaga yang menjadi mitra Indonesia melawan penyakit ini yakni The Global Fund, Organisasi Kesehatan Dunia atau (WHO), Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat atau (USAID), dan pemerintah Arab Saudi. Lima lembaga ini memberi bantuan senilai Rp 1,8 triliun sepanjang 2023.
Kementerian Kesehatan juga menerima bantuan dana untuk membangun rumah sakit rujukan. Pemerintah Jepang, pemerintah Uni Emirat Arab, WHO, UNICEF, dan Dana Integrasi Jepang-ASEAN atau JAIF memberi bantuan total Rp 212,8 miliar sepanjang 2023 untuk hal ini.
Dari UAE, Kemenkes membangun Rumah Sakit Kardiologi Emirates-Indonesia di Solo Technopark. Rumah Sakit ini berdiri di lahan seluas 17.000 meter persegi dan berkapasitas 100 kamar. Dengan Jepang, Kemenkes membangun Rumah Sakit Kardiologi Harapan Kita-Tokushukai di Jakarta.
Dante mengatakan layanan SatuSehat yang berhasil mengintegrasikan WhatsApp dengan Aplikasi Sehat Indonesiaku atau ASIK. Menurutnya, layanan ini bisa membantu deteksi tengkes Tanah Air. Bantuan dana pengembangan SatuSehat ini berasal dari UNICEF dan USAID sebesar Rp 37 miliar per 2023.
“Inovasi ini memungkinkan warga mendapat sertifikat imunisasi dan informasi edukasi terkait imunisasi secepatnya setelah divaksin,” katanya.