Jokowi Kembali dari Abu Dhabi, Bawa Kerja Sama Nikel dan Investasi IKN
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakhiri kunjungan kenegaraan ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UAE). Ia tiba di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta sekitar pukul 04.05 WIB pagi disambut Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.
Sebelumnya, Presiden Jokowi bertolak dari Bandara Internasional Zayed, Abu Dhabi sekitar pukul 14.55 waktu setempat. Keberangkatan Jokowi ke Tanah Air dilepas Menteri Energi dan Infrastruktur UAE Suhail Al Mazrouei, Duta Besar RI untuk UAE Husin Bagis, dan Dubes UAE untuk RI Abdullah Salem Al Dhaheri.
Dalam penerbangan menuju Jakarta, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Juga ada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, serta Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir.
Dalam kunjungannya di Abu Dhabi, Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) untuk meningkatkan kerja sama kedua negara, utamanya dalam bidang ekonomi. Retno Marsudi dalam keterangannya di Abu Dhabi menjelaskan bahwa UAE merupakan salah satu mitra penting Indonesia di Timur Tengah.
Menurut Retno, dalam 10 tahun terakhir ini, hubungan kedua negara berkembang dengan cepat. Dari sisi perdagangan terjadi peningkatan yang cukup signifikan.
“Angka perdagangan di tahun 2015 sampai 2023 mengalami peningkatan 52% dan di tahun 2023 mencapai 3,282 miliar (dolar AS)," ujar Menlu.
Dari sisi investasi juga tercatat peningkatan yang signifikan. Menlu Retno menyebut capaian hubungan dalam satu dekade terakhir ini mendapat perhatian dari Presiden Jokowi dalam pertemuan bilateral.
"Hubungan yang kokoh ini akan menjadi modal bagi pemerintahan ke depan untuk terus mempererat kerja sama antara kedua negara," ujar Retno.Selain mengadakan pertemuan dalam bentuk pleno, kedua pemimpin juga bertemu secara tete-a-tete. Menlu Retno menjelaskan bahwa pembahasan dalam pertemuan tersebut berfokus pada kerja sama investasi.
Beberapa hal yang turut dibahas adalah rencana kerja sama pembangunan pusat keuangan di Ibu Kota Nusantara (IKN). Rencana kerja sama ini diwadahi dalam MoU yang ditandatangani oleh Menteri PUPR dengan Dubai International Financial Center (DIFC).
Isu kedua yang dibahas dalam tete-a-tete adalah kerja sama pengembangan industri bahan baku nikel. Indonesia merupakan negara dengan stok nikel yang sangat besar dan telah mengembangkan ekosistem hilirisasi nikel terutama baterai dan kendaraan listrik (electronic vehicle/EV).
"Dalam kaitan inilah, Presiden Jokowi mengajak UAE untuk melakukan investasi di bidang EV dari hulu ke hilir," tutur Menlu Retno.