Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menepis adanya kabar terkait adanya produksi bahan bakar minyak (BBM) Pertamina dalam waktu dekat. Dia menyebut pemerintah hanya memberi tugas kepada Pertamina untuk menaikkan standar bagi seluruh BBM perseroan.
"Tidak ada BBM baru, masih sama. Tapi dengan kualitas yang lebih bagus, Euro 4 dan Euro 5. Pemerintah mau ke standar itu," kata Luhut saat ditemui seusai peluncuran layanan Golden Visa di Hotel The Ritz-Carlton Jakarta pada Kamis (25/7).
Peningkatan kualitas BBM Pertamina bertujuan untuk mengurangi polusi udara dengan mengatur batas emisi gas buang kendaraan bermotor. Penerapan standar Euro untuk mengurangi dampak negatif dari polusi udara terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
Luhut mengatakan kualitas BBM Pertamina saat ini masih memiliki kandungan sulfur tinggi 500 parts per million (ppm). Adapun kandungan sulfur dalam BBM dengan kadar 500 ppm mengacu pada standar emisi Euro 2.
"Pemerintah mau menurunkan itu, sampai low sulfur," ujar Luhut.
Luhut mengatakan peningkatan kualitas BBM akan terintegrasi dengan kebijakan kenaikan harga secara berkala, sehingga kenaikan tersebut tidak terlalu dirasakan atau disadari oleh konsumen.
"Pikiran pemerintah, kalau pun nanti ada perbaikan kualitas, bisa saja kenaikannya Rp 10 atau Rp 20 overtime, jadi tidak terasa," kata Luhut.
Sebelumnya, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menyampaikan kesiapannya memasok BBM jenis baru rendah sulfur yang direncanakan akan diuji coba di tiga stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jakarta.
Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman mengatakan produk baru itu nantinya mulai ada di tiga SPBU Jakarta, pada 17 Agustus, dengan spesifikasi berupa bahan bakar solar 50 ppm.
“Oh siap, kami tadi habis koordinasi pokoknya nanti, siap low sulfur. Nanti kami support Patra Niaga yang untuk 17 Agustus, kalau tidak salah ditunjuk 3 SPBU dulu di Jakarta,” ujarnya di Jakarta, dikutip Kamis (18/7).