Perancang Istana Garuda Ibu Kota Nusantara (IKN) Nyoman Nuarta mengungkapkan makna di balik desain Istana Garuda yang dibuatnya. Desain Istana Garuda yang nampak memeluk, mengandung filosofi untuk melindungi bangsa Indonesia.
Desain Istana Garuda menggambarkan makna bahwa Burung Garuda sebagai Lambang Negara sedang melindungi bangsa Indonesia. "Saya membuat sayapnya itu memeluk seperti melindungi," kata Nyoman, seperti dikutip Antara, Sabtu (10/8).
Nyoman, yang juga pernah membangun Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali, menjelaskan bahwa lokasi Istana Garuda di IKN dibangun di atas bukit. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak mengizinkan pembongkaran bukit tersebut untuk menjaga keaslian alam.
Tinggi Istana Garuda di IKN mencapai 44 meter dari jalan dan 88 meter dari permukaan laut. Secara keseluruhan, ketinggian dari istana ini mencapai 70 meter dari puncak bangunan Garuda.
Desain lingkungan sekitar istana juga diperhatikan dengan cermat. Nyoman mengungkapkan bahwa tebing di sekitar istana akan ditanami berbagai tanaman untuk menciptakan suasana asri dan sejuk.
Ruang tunggu di dalam istana juga dirancang dengan konsep yang tidak biasa. Nyoman menyebut ruang tunggu tersebut akan terasa melayang karena posisinya berada di antara tebing setinggi 30 meter dan langit-langit setinggi 30 meter.
Nyoman juga menekankan bahwa ruang tunggu tersebut tidak memerlukan penyejuk udara atau air conditioner (AC). Karena angin akan mengalir masuk melalui celah-celah sayap Garuda, menciptakan sirkulasi udara alami yang sejuk.
"Jadi nyaman, karena panas bisa drop drastis. Misalnya di luar 35 derajat celsius, di dalam itu bisa 24 derajat celsius. Jadi (bisa) turun bangat panasnya," kata Nyoman.
Nyoman dengan tegas menyatakan bahwa desain Istana Garuda sepenuhnya merupakan hasil kreasi orisinalnya, tanpa meniru satu pun bangunan di seluruh dunia. Karya yang tak memiliki kesamaan bagi dia merupakan suatu harga diri bangsa. Dia juga menegaskan bahwa tidak ada urusan politik dalam menggarap desain Istana Garuda.
Terkait kesan mistis yang ramai dibicarakan terkait desain Istana Garuda IKN, Nyoman mengatakan hal tersebut bergantung interpretasi masing-masing individu, yang dipengaruhi oleh pengalaman pribadi mereka. Ia menekankan bahwa kritik yang diberikan harus bersifat konstruktif dan tidak dikaitkan dengan isu agama.
"Nanti yang ngomong-ngomong saya mau tanya, dia sudah pernah berbuat apa? Kalau bikin ruko aja, enggak usah ngomonglah. (Tapi) bikin sesuatu yang pantas dilihat secara nasional maupun internasional," katanya pula.
Nyoman juga menyoroti pentingnya memberi ruang bagi generasi muda, terutama para arsitek dan seniman, untuk bebas berkreasi tanpa batasan. Dia menegaskan bahwa dalam proyek ini, dirinya diberi kebebasan tersebut dan akan mempertanggungjawabkan hasil karyanya dengan sebaik-baiknya.