Kenakan Baju Kuning, Jokowi Beri Arahan Penutupan Munas Golkar
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenakan kemeja kuning lengan panjang saat menghadiri acara penutupan Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar di Jakarta Convention Center pada Rabu (21/8). Selain Jokowi, Munas Golkar juga turut dihadiri oleh presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Saat sesi sambutan itu, Jokowi menyampaikan alasan dirinya mengenakan kemeja kuning sebagai bentuk apresiasi kepada penyelenggara acara.
"Pakai baju kuning ini untuk menghormati yang punya acara. Jadi jangan diartikan kemana-mana dulu," kata Jokowi.
Jokowi menganggap Golkar sebagai partai politik yang sejuk, teduh dan adem seperti pohon beringin. Perumpamaan Golkar dengan pohon beringin juga diartikan Jokowi sebagai partai politik yang paling terbuka daripada partai politik lainnya.
Hal ini merujuk pada histori keberagaman mantan ketua umum (ketum) Golkar yang berasal dari beragam suku dan daerah. Jokowi mencontohkan ada sosok Agung Laksono, Setya Novanto dan Airlangga Hartarto yang berasal dari Jawa.
Jokowi juga menyinggung sosok mantan ketum Golkar lainnya seperti Aburizal Bakrie, Akbar Tanjung dari Sumatera dan Jusuf Kalla yang memiliki darah Sulawesi. Adapun ketum Golkar saat ini adalah Bahlil Lahadalia yang berasal dari tanah Papua.
"Saya senang partai Golkar itu terbuka untuk siapapun. kalau di bisnis ini istilahnya Tbk," ujar Jokowi.
"Pluralisme Golkar betul-btul sangat terjaga, sangat harmonis. Itu yang menurut saya membuat Golkar lebih teduh dari yang lain".
Selain Jokowi, penutupan Munas Golkar juga dihadiri oleh sembilan pejabat teras partai politik anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus. Mereka adalah Ketua Umum (Ketum) Gerindra Prabowo Subianto, Ketum Golkar Bahlil Lahadalia, Ketum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, dan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
Kemudian ada Ketum NasDem Surya Paloh, Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu hingga Plt Ketum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mardiono serta Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni.