Petinggi PDIP Sebut Megawati Perintahkan Pramono Anung Maju di Pilgub Jakarta

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengikuti rapat kerja bersama Komisi II DPR di kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (13/11/2019).
27/8/2024, 13.04 WIB

Bendahara Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Olly Dondokambey menyebut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memerintahkan Pramono Anung untuk maju di Pilgub Jakarta 2024.

"Kemarin memang Pak Pramono dipanggil Ibu (Megawati) dan diminta untuk mencalonkan, calon gubernur DKI," kata Olly saat dihungi awak media, Selasa (27/8).

Setelah mendapatkan perintah dari Megawati itu, Olly mengatakan Pramono pun berkoordinasi dengan sejumlah orang lainnya. Olly mengatakan mantan Sekretaris Jenderal PDIP itu bersedia maju memperebutkan kursi nomor satu di Jakarta.

"Dia telpon ke istrinya, dan ternyata atas permintaan Ibu ya bersedia," kata Olly.

Sebelumnya, nama mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan mencuat sebagai kandidat yang akan diusung PDIP di Pilgub Jakarta 2024. Namun, hingga pengumuman calon gelombang ketiga di kantor DPP PDIP, nama Anies tak ikut diumumkan. 

Beredar informasi, Anies pun telah tiba di markas banteng pada acara pengumuman calon itu, beredar pula foto Anies duduk bersama Rano Karno.

Olly mengaku tak tahu di balik tak adanya pencalonan Anies itu. Ia mengaku hanya mengetahui bahwa Megawati memerintahkan Pramono dan disambut kesanggupannya untuk maju di Pilgub Jakarta.

Olly juga mengatakan, urusan pendaftaran ke KPU Jakarta merupakan ranah DPD. Begitu pula ketika ditanyai kapan pengumuman resmi partai, Olly tak memberi kepastian.

"Mestinya sudah mesti diumumkan, orang kan hari ini sudah mulai pendaftaran toh. Jadi kan tinggal dua hari, kan 27, 28, 29 (Agustus) toh. Mestinya sudah diumumkan," kata dia. 

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengatakan ada aspirasi dari internal partai yang mengusung pasangan Pramono Anung - Rano Karno di Pilgub Jakarta.

"Aspirasi kita menjaring aspirasi yang disampaikan dari bawah itu ada namanya Rano Karno, ada namanya Ahok, betul enggak? ada namanya Adian, ada namanya Roni, ada namanya Eriko Sotarduga, ada namanya Prasetyo, ada namanya Andika bahkan, ya boleh," kata Djarot di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Senin (26/8).


Reporter: Ade Rosman