Viral Pemuda Protes Dipukul Usai Selfie dengan Jokowi, Istana Minta Maaf

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Sejumlah prajurit Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) memeragakan kemampuan bela diri dalam unjuk kemampuan sebelum upacara pembaretan dan penyematan brevet kehormatan Paspampres kepada Panglima TNI Laksamana Yudo Margono di Mako Paspampres, Jakarta, Senin (7/8/2023).
10/9/2024, 13.23 WIB

Istana Kepresidenan meminta maaf atas insiden pemukulan seorang pemuda oleh petugas keamanan setelah berfoto dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kejadian itu usai pembukaan MTQ Nasional XXX 2024 di Samarinda, Kalimantan Timur, pada Ahad (8/9) malam.

Deputi Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana menyampaikan bahwa jajaran pasukan pengamanan presiden (Paspampres) selalu dituntut agar waspada dan humanis dalam menjalankan tugasnya. Hal itu menurut Yusuf menjadi etik yang dijaga dalam menjalankan tugas.  

"Kami telah koordinasi dengan teman-teman Paspampres bahwa tidak ada pemukulan oleh Paspampres, kami akan cek Tim Pengamanan Wilayah," kata Yusuf dalam keterangan tertulis kepada wartawan pada Selasa (10/9).

Dia menjelaskan bahwa lapis pengamanan presiden terdiri dari berbagai unsur. Pengamanan terdiri dari ring 1 oleh Paspampres serta di ring 2 dan 3 yang diisi oleh prajurit TNI-Polri. 

Yusuf menekankan bahwa Presiden Jokowi juga selalu memberikan perintah kepada aparat untuk selalu bersifat humanis saat menjalankan tugas pengamanan presiden. “Kami mohon maaf kepada masyarakat atas kejadian tersebut, serta mengucapkan terima kasih dan sangat menghargai antusias masyarakat yang ingin menyambut Bapak Presiden. Hal ini akan menjadi pembelajaran dan evaluasi kami," ujar Yusuf.

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) Mayjen TNI Achiruddin. Dia menyampaikan tidak ada pemukulan terhadap warga yang dilakukan oleh Paspampres saat kejadian tersebut.

Menurut Achiruddin saat itu banyak personel pengamanan dari pihak keamanan wilayah. "Yang pasti tidak ada pemukulan yang dilakukan oleh Paspampres," kata Achiruddin kepada wartawan, Selasa (10/9).

Dia pun meminta kepada masyarakat agar dapat memahami standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku dalam pengamanan presiden, sehingga tidak berbuat agresif dan terkesan membahayakan objek VVIP.

"Apabila ingin foto, tidak perlu ngotot atau agresif. Bapak Presiden sangat berkenan untuk berfoto-foto dengan masyarakat. Namun harus antri, karena banyak peminatnya," ujar Achiruddin.

Sebelumnya, viral di media sosial video seorang warga yang mengaku dipukul oleh Paspampres usai mendekati Presiden Jokowi selepas berswafoto. Pemuda itu pun menyayangkan kejadian pemukulan tersebut.

"Saya dihantam, saya dipukul sama pasukan presiden tadi hanya karena foto sama presiden. Itu presiden Republik Indonesia dan presiden rakyat Indonesia kenapa saya dihantam sama Paspampres," ucapnya.




Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu