Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia Teguh Dartanto angkat bicara soal polemik gelar doktor Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Teguh mengatakan Bahlil lulus sesuai persyaratan yang ditetapkan.
Teguh, co-promoter disertasi Bahlil, juga membantah Ketua Umum Partai Golkar itu lulus dengan jurnal predator. Ia mengatakan Bahlil telah menerbitkan ulang artikel di jurnal lain sebagai syarat kelulusan.
“Bahlil harus menulis ulang di jurnal lain untuk syarat kelulusan. Tidak benar ia lulus dengan jurnal predator," kata Teguh dikutip dari Antara pada Rabu (23/10).
Teguh mengatakan Bahlil sudah mengirimkan tulisan ke dua jurnal yang terdaftar di indeksi Scopus yakni Migration Letters dan Kurdish Studies. Namun, kedua jurnal itu sudah berstatus discontinued sehingga menjadi jurnal predator saat artikelnya terbit pada Juli 2024.
Oleh sebab itu, Bahlil menerbitkan tulisan dalam tiga jurnal lain. Ketiganya adalah Journal of ASEAN Studies yang terdaftar dalam indeks Scopus, Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan yang terakreditasi Science and Technology Index (SINTA) 2, dan Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen yang terakreditasi SINTA 2.
Teguh juga memberikan saran kepada Bahlil untuk mengambil S3 riset di Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI dan bukan S3 d FEB UI. Hal ini karena Bahlil harus bekerja sebagai menteri.
Ia mengatakan Bahlil memenuhi syarat mendaftar di SKSG karena telah lulus Magister Ilmu Ekonomi dan Universitas Cenderawasih. Teguh juga menjelaskan, Bahlil menempuh empat semester dalam pendidikan S3.
"Sesuai Peraturan Rektor No. 26/2022, sehingga layak untuk maju ke tahap promosi," katanya.
Sedangkan pihak Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah membantah Bahlil melakukan plagiarisme. Hal ini terkait adanya kesamaan disertasi Bahlil sebesar 95% dengan karya mahasiswa UIN berdasarkan aplikasi Turnitin.
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Maila Dinia Husni Rahiem mengatakan hal tersebut terjadi akibat kesalahan sistem kampus. Dinia mengatakan dosen UIN sudah memeriksa keaslian disertasi Bahlil lrwat akun Turnitin kampus.
Hasil pemeriksaan, kesamaan yang diperoleh sebesar 13%, namun dokumen tersebut tak segera dihaps dan tersimpan dalam repository Turnitin kampus. Saat diperiksa ulang, sistem mendeteksi kesamaan hingga 100%.
"Kondisi ini memunculkan kesan yang salah bahwa Menteri Bahlil menjiplak karya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta," katanya.
Sebelumnya, UI telah membentuk tim untuk menginvestigasi dugaan komersialisasi doktoral Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Sekolah Kajian Strategic dan Global atau SKSG.
“Kalau terbukti bahwa itu diberikan tidak dengan sepatutnya, bisa (dicabut gelarnya). Itu tugas Komite Satu Dewan Guru Besar dan Senat Akademik tadi untuk mengawasi,” kata Ketua Dewan Guru Besar Universitas Indonesia, Harkristuti Harkrisnowo di ruangan Dewan Guru Besar Universitas Indonesia, Jumat (18/10).