Kementerian Pertanian tengah merancang pembagian beras gratis kepada masyarakat miskin dan dhuafa melalui automatic teller machine atau ATM guna membantu masa sulit pandemi corona. Mesin tersebut akan mengeluarkan beras sebanyak 1,5 kilogram untuk sekali transaksi.
"Gratis untuk kaum miskin dhuafa. Lagi dibuat mesinnya, orang tinggal pencet," ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (14/4).
Beras tersebut, menurut dia, juga dapat diperoleh penduduk yang tak memiliki Kartu Tanda Penduduk atau KTP. Namun, ia belum memerinci detail penyaluran dan anggaran dari program tersebut.
(Baca: Tekan Dampak Corona, Pemerintah Relaksasi Pembayaran KUR Pertanian)
Meski demikian, ia menyebut program ini membutuhkan anggaran hingga ratusan miliar. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian akan menunda anggaran belanja lain yang tak diperlukan.
Adapun ia memastikan, persediaan beras dalam negeri dalam kondisi surplus sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumsi masayarakat. Pada puncak panen raya yang akan jatuh pada April, produksi beras nasional diprediksi dapat mencapai setara 5,27 juta ton dari luas lahan panen mencapai 1,73 juta hektare.
Berdasarkan data Kerangka Sampel Area Badan Pusat Statistik, produksi beras pada Maret 2020 diperkirakan mencapai 3,2 juta ton beras yang dihasilkan dari luasan panen 1,1 juta hektare. Dengan panen yang masih akan berlangsung hingga Mei, maka produksi beras diperkirakan mencapai 3,81 juta ton dari total luas panen 1,38 juta hektare.
(Baca: Ancaman Krisis Pangan, MPR: Pemangkasan Anggaran Kementan Dikaji Ulang)
Sebelumnya, pemerintah menjamin ketersediaan 11 komoditas utama bahan pangan menjelang Ramadan dan Idul Fitri di tengah pandemi corona. Stok beras akan mencukupi untuk kebutuhan konsumsi hingga Lebaran.
Stok jagung, bawang merah, cabai besar, cabai rawit, daging ayam, telur ayam, dan minyak goreng juga diperkirakan memadai. “Kita punya stok yang cukup,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, awal bulan ini.
Khusus bawang putih, pemerintah telah memberikan persetujuan impor yang diperkirakan masuk pada bulan ini. Demikian pula untuk ketersediaan daging sapi/kerbau dan gula pasir. Sementara untuk gula pasir, pemerintah telah melakukan operasi pasar dengan mengalihkan stok di sejumlah daerah.
Penyediaan gula dari ex-Dumai sebanyak 20 ribu ton, ex-Lampung sebanyak 33 ribu ton, dan ex-industri rafinasi untuk makanan dan minuman sebanyak 250 ribu ton. Dari sektor gula untuk makanan dan minuman tersebut, gula pasir telah didistribusikan ke Banten, Jabodetabek, Sumatera Utara, Banjarmasin, Samarinda, Makassar, Kalimantan Timur, Bengkulu, Jambi, Lampung, dan Jawa Timur pada 31 Maret lalu.