Syahrul Yasin Limpo, politisi Nasdem yang pernah 10 tahun menjabat Gubernur Sulawesi Selatan, resmi menjadi Menteri Pertanian menggantikan Amran Sulaiman. Dalam 100 hari pertamanya, Syahrul menyatakan akan fokus menyelesaikan masalah data pertanian.
Ia menjelaskan, data pertanian yang jelas diperlukan untuk mengetahui gambaran pertanian setiap daerah. “Data ini menjadi milik Kementerian Pertanian yang harus disepakati oleh semuanya. Tidak boleh kementerian lain punya data pertanian," kata dia seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (24/10).
(Baca: Prabowo Jadi Menhan, Ryamizard: Jangan Terlena dengan Anggaran Besar)
Ia akan menyelesaikan pendataan tersebut selama 1-3 bulan ke depan. Pendataan tersebut diharapkan bisa mendukung ketahanan pangan. Adapun ketahanan pangan dinilainya sebagai penentu ketahanan negara.
Keamanan negara, kata dia, dapat terjamin bila ketahanan pangannya baik. “Indonesia ini kelebihannya ada pada pertanian karena menjadi soko guru. Jadi ketahanan pangan harus diwujudkan," ujar dia.
Di sisi lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak mencanangkan target 100 hari kerja usai melantik jajaran Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara. Jokowi beralasan, dirinya hanya melanjutkan pekerjaan pemerintah selama lima tahun ke belakang. “Kami ini akan melanjutkan dari yang sebelumnya,” kata dia.
Dari Lurah jadi Gubernur
Syahrul memulai kariernya di pemerintahan sebagai lurah. Ia mendapatkan predikat sebagai lurah terbaik di Sulawesi Selatan. Keberhasilan menjadi lurah membawanya diangkat menjadi camat. Syahrul mendapatkan penghargaan sebagai camat teladan se-Indonesia.
Setelah menjadi camat, ia terpilih menjadi Bupati Gowa selama dua periode pada 1994-2002. Kemudian, Syahrul menjadi Wakil Gubernur Sulawesi Selatan mendampingi Amin Syam.
(Baca: 10 Menteri/Kepala Lembaga Baru Pemegang Anggaran Terbesar )
Pada Pilkada 2007-2013, Syahrul terpilih menjadi Gubernur Sulawesi Selatan berpasangan dengan Mantan Ketua DPRD Sulsel Agus Arifin Nu'mang. Pada periode 2013-2018, Syahrul kembali tepilih menjadi Gubernur Sulawesi Selatan.
Pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Syahrul mendapatkan Bintang Maha Putera Utama bidang Pertanian karena dinilai mampu memenuhi pangan untuk 17 provinsi.