Kementerian Pertanian (Kementan) meluncurkan dua varietas baru padi Green Super Rice (GSR), yakni Inpari 42 Agritan GSR dan Inpari 43 Agritan GSR. Varietas padi GSR mampu berproduksti tinggi, sanggup bertahan saat kekeringan dan kebanjiran, serta tahan terhadap hama.
"Varietas baru Inpari 42 dan 43 tahan wereng dan kekeringan. Sekarang ada hama wereng kita bisa selesaikan dengan baik," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman di sela acara Pengukuhan Dewan Pengurus Pusat Masyarakat Perbenihan dan Perbibitan Indonesia (MPPI) 2017-2022 di Jakarta, Senin (21/8).
Menurut Amran, padi jenis baru ini merupakan bentuk dedikasi pemerintah kepada masyarakat, supaya mendapatkan gabah dan beras dengan kualitas yang baik dan kuantitas yang mencukupi. Dia berharap benih dengan mutu terbaik terus menyebar luas dan memberikan dampak pada kesejahteraan petani.
(Baca: Pemerintah Siapkan 100 Ribu Hektare Lahan Untuk Jenis Padi Baru)
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementan Muhammad Syakir menjelaskan telah menguji kedua varietas padi ini. Pada ledakan wereng cokelat tahun 2017 yang terjadi di Karawang, Indramayu, Cilacap, Banyumas, dan Kebumen, daya tahan kedua varietas menjadi yang terbaik di antara varietas lain yang ditanam petani.
"Sehingga minat petani setempat meningkat secara luas untuk menanam Inpari 42 dan 43," jelas dia.
Syakir mengaku sifat kedua varian ini adalah amphibi atau mudah beradapatasi ketika kekurangan air pada musim kering dan dapat tergenang air selama 2 minggu. Rendemen beras dari padi ini bisa lebih dari 65%. Sementara pemberian pupuknya lebih irit, hanya 75% dari biasanya.
(Baca: Mentan Tingkatkan Luas Lahan Tanam Padi 7 Juta Hektare Tahun Ini)
Kedua varietas padi ini memiliki produktivitas lebih besar dari padi jenis lainnya. Berdasarkan catatan Kementerian Pertanian, rata-rata padi di Indonesia memiliki produktivitas 5-6 ton gabah kering giling per hektare. Sementara Inpari 42 dan 43 bisa menghasilkan 10 ton gabah kering giling per hektare.
Hingga bulan Juli 2017, Unit Produksi Benih Sumber Balai Pengkajian Teknologi Pertanian telah mendustribusikan benih Inpari 42 dan 43, masing-masing sebanyak 1,4 ton dan 1,3 ton di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Menurut catatannya, masih terdapat stok benih Inpari 43 dan 43 masing-masing sebanyak 3,5 ton dan 5,3 ton benih sumber.
"Kami berharap ketahanan dengan kondisi kekeringan, kebanjiran, dan hama dapat mengatasi masalah yang muncul akibat perubahan iklim global," ujarnya.
(Baca: Kementan Ingin Kurangi Laba Pedagang Beras Untuk Petani Padi)