Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan pemerintah tak akan membatasi ekspor pertanian, meski tengah terjadi pandemi corona serta adanya kekhawatiran akan ketahanan pangan. Beberapa komoditas ekspor yang masih didorong di antaranya jenis tanaman perkebunan dan hortikultura.
Untuk menjaga ketahanan pangan, pihaknya menjamin akan memprioritaskan tanaman pangan, seperti padi atau gabah untuk pasar dalam negeri. Namun, pada sektor tanaman lain seperti perkebunan dan hortikultura, Kementan mengaku tak membatasi ekspor.
Adapun kegiatan ekspor pertanian utama yang selama ini dilakukan berasal dari subsektor perkebunan, seperti minyak kelapa sawit (CPO), kopi, kakao dan teh.
(Baca: Jaga Ketahanan Pangan, Gerakan Musim Tanam Kedua Dipercepat)
Selain itu, Kementan juga mendorong ekspor berasal dari tanaman hortikultura, seperti sayuran dan buah-buahan tropis.
"Kebijakan ini penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia maupun pendapatan para petani," kata Menteri Syahrul Yasin Limpo dalam Press Briefing bersama Menteri Luar Negeri di Jakarta, Kamis (5/6).
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat ekspor pertanian pada April 2020 mencapai US$ 280 juta atau tumbuh 12,66 persen dibandingkan periode yang sama 2019.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan berdasarkan sektornya, hanya sektor pertanian saja yang mengalami kenaikan ekspor secara year of year (YoY).
(Baca: Wabah Corona Merebak, Kementan Klaim Stok Pangan Aman hingga Agustus)
"Ini merupakan signal positif dan menjadi angin segar dimana pertanian dan olahannya memperlihatkan pertumbuhan yang positif," kata Suhariyanto melalui keterangan di Jakarta, Selasa (2/6).
Suhariyanto juga menjelaskan bahwa pada periode Januari-April 2020, ekspor non migas Indonesia didominasi oleh eskpor lemak dan minyak hewan atau nabati sebesar US$ 6,25 miliar.