Mentan Sebut Kebutuhan Beras hingga Akhir Tahun Tercukupi

ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/hp.
Ilustrasi, sawah padi. Menteri Pertanian (Mentan) mengungkapkan ketersediaan beras hingga akhir tahun tercukupi.
Penulis: Rizky Alika
22/6/2020, 15.59 WIB

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyebutkan, kebutuhan beras mampu tercukupi hingga akhir tahun. Untuk memastikan ketersediaan stok beras, Kementerian Pertanian (Kementan) melaksanakan akselarasi tanam.

Ia menjelaskan, pada musim tanam (MT) II pada Juli-Desember 2020 dibutuhkan lahan seluas 5,62 juta hektare (Ha). Untuk kebutuhan lahan ia cukup percaya diri, karena berdasarkan data Kementan lahan yang tersedia atau existing seluas 7,46 juta Ha.

"Dengan akselarasi tanam, diperkirakan produksi beras sepanjang MT II sekitar 12,5 juta sampai 15 juta ton," kata Mentan, saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Senin (22/6).

Daerah-daerah yang akan menjadi andalan saat MT II antara lain, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan. Kemudian, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Utara.

Untuk MT II, ia menyebut ketersediaan alat dan mesin (alsin) pertanian mencapai 140.265 unit, dengan pompa sebanyak 111.206 unit. Kemudian, pihaknya juga memberikan pupuk subsidi kepada petani sebanyak 2,62 juta ton, yang diberikan selama periode April-September 2020.

Di samping itu, pemerintah juga memberikan pendampingan kepada petani melalui tim supervisi Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostra Tani), dan tenaga-tenaga penyuluh dari Kementan.

Hingga akhir tahun, Mentan memproyeksi stok akhir beras sebesar 6,1 juta ton. Proyeksi stok akhir ini didapatkan dari proyeksi total ketersediaan beras tahun ini sebesar 26,2 juta ton dan perkiraan kebutuhan mencapai 20,09 juta ton.

(Baca: Kementan Siapkan Strategi Ketahanan Pangan Saat Normal Baru)

Sementara, stok beras sampai akhir Juni 2020 diperkirakan sebesar 7,49 juta ton, dengan perkiraan kebutuhan beras Januari-Juni 2020 sebesar 15,1 juta ton.

Sepanjang semester pertama, Mentan menyatakan stok beras aman karena produksi sepanjang MT I, yakni pada Oktober 2019 hingga Maret 2020 mencapai 16,65 juta ton.

Ia menjelaskan, hal ini merupakan hasil dari MT I dengan luas tanam sebesar 6,07 juta hektare (Ha) dan luas panen januari-Juni 2020 mencapai 5,83 juta hektare.

Sebelumnya, Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Lampung Bustanul Arifin memperkirakan produksi beras pada musim panen gadu (musim kering pada Agustus-Desember) rata-rata hanya mencapai 35% dari total produksi nasional dalam setahun.

"Stok beras pada November atau Desember 2020 pun bakal menipis. Januari 2021 akan lebih kritis lagi," kata Arifin dalam Webinar Center for Indonesian Policy Studies, Rabu (15/4).

Oleh sebab itu, ia mengimbau pemerintah memaksimalkan panen padi pada musim rendeng atau basah yang berlangsung saat ini. Apalagi ia mencatat, produksi beras 2019 hanya 31,31 juta ton atau turun 7,75% dari produksi 2018 sebesar 33,94 juta ton.

(Baca: Jaga Stok Pangan Saat Pandemi, Mentan Klaim Tak Batasi Ekspor)

Reporter: Rizky Alika