Perum Bulog telah membeli beras petani secara langsung sebanyak 700 ribu ton beras sepanjang semester I 2020. Beras tersebut didapat dari hasil produksi petani selama masa panen raya padi pada Maret hingga Mei lalu.
Penyerapan diharapkan menyelamatkan kehidupan petani yang perekonomiannya ikut terdampak pandemi Covid-19.
“Bulog konsisten membantu kehidupan petani, terlebih di masa sulit seperti sekarang. Hal ini dilakukan melalui kelompok tani, kelompok penggilingan dan stakeholder lainnya,” kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso di Jakarta, Kamis (2/7).
Penyerapan beras petani oleh Perum Bulog sebelumnya telah diatur dalam Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah.
(Baca: Masa Panen Mulai Berakhir, Harga Beras Premium di Penggilingan Naik)
Mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) tersebut mengatakan, satuan kerja Pengadaan Bulog menyerap 365 ribu ton setara beras. Sedangkan mitra kerja yang terdiri dari koperasi dan non koperasi menyerap 335 ribu ton beras.
Artinya, Bulog telah menyerap beras sebanyak 50% dari target pengadaan tahun ini. Adapun, target pengadaan gabah/beras dalam negeri tahun ini sebanyak 1,4 juta ton setara beras. Jumlah tersebut sudah diperhitungkan sesuai dengan kondisi di lapangan.
Penyerapan beras dalam negeri dinilai sangat membantu petani Indonesia yang kesulitan menjual beras selama pandemi covid-19. “Selain untuk memupuk stok cadangan beras pemerintah, penyerapan gabah/beras petani ini juga menggerakkan perekonomian di tingkat petani," ujar dia.
Hal tersebut, lanjut dia, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk memulihkan roda perekonomian.
Penyerapan gabah/beras oleh Bulog dilakukan dengan pola shifting atau piket yang terkelola dengan baik di tengah situasi pandemi covid-19. Dengan demikian, kegiatan operasional Bulog termasuk kegiatan penyerapan gabah/beras dalam negeri tetap terlaksana dengan baik.
(Baca: Pemerintah Masih Berutang Rp 2,6 T ke Bulog untuk Penyaluran Beras)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya menyebut stok beras hingga akhir tahun bisa mencapai 4,7 juta ton. Stok tersebut berasal dari produksi beras pada Mei 2020 sekitar 3,6 juta ton.
Pada Juni 2020 diproyeksi produksi beras mencapai 2,3 juta ton. Kemudian pada Agustus 2020, Airlangga memperkirakan produksi beras mencapai 3 juta ton.
Sementara itu, prognosa produksi dan kebutuhan beras oleh Bulog agak sedikit berbeda. Bulog memperkirakan stok akhir beras pada Mei 2020 mencapai 7,7 juta ton.
Perkiraan produksi mencapai 7,9 juta ton dengan kebutuhan sebesar 7,4 juta ton. Dengan demikian, stok akhir pada Agustus mencapai 8,2 juta ton
Kemudian, produksi pada Agustus diperkirakan mencapai 6,5 juta ton dengan kebutuhan 9,89 juta ton. Bulog pun memperkirakan stok akhir beras pada Desember mencapai 4,7 juta ton.